Di tengah hiruk-pikuk dunia digital yang semakin merajalela, bagaimana kita bisa membentuk anak-anak menjadi "petarung" mental yang tangguh? Al-Qur'an, sebagai panduan hidup, punya jawaban cerdas melalui lensa psikologi. Salah satu keunikannya adalah kata-kata khusus yang muncul hanya di surat tertentu, seperti "Al-Fitrah" di Surah Ar-Rum. Kata ini bukan sekadar istilah, tapi kunci untuk memahami perjalanan jiwa manusia---termasuk anak kita. Mari kita gali lebih dalam, sambil melihat ancaman gadget yang menggerogoti mental generasi muda, dan solusi praktisnya.
Tiga Fase Hidup Manusia: Dari Lemah ke Kuat, Lalu Lemah Lagi
Al-Qur'an membagi masa hidup manusia menjadi tiga tahap utama, seperti yang tersirat dalam Surah Ar-Rum ayat 54. Pertama, masa lemah pertama---dari lahir hingga baligh (dewasa). Ini adalah fase di mana anak kita seperti kertas putih, penuh potensi fitrah murni. Kedua, masa kuat---dari baligh hingga sekitar usia 40 tahun, di mana seseorang siap bertarung menghadapi tantangan hidup. Ketiga, masa lemah kedua---saat usia lanjut, di mana uban tumbuh dan kekuatan fisik menurun.
Surah Ar-Rum sebenarnya membahas kemenangan bangsa Romawi atas Persia, tapi Al-Qur'an menyisipkan pelajaran psikologis mendalam melalui kata "Fitrah". Fitrah adalah kodrat bawaan manusia yang suci, seperti benih petarung yang perlu dirawat sejak dini. Bayangkan: sebelum baligh, anak kita harus sudah siap secara rohani. Sholatnya lancar, paham mandi wajib, dan ibadahnya mantap. Ini bukan soal paksaan, tapi penyiapan agar saat memasuki masa kuat, mereka sudah "mukallaf" atau bertanggung jawab penuh. Tanpa fondasi ini, mental mereka rentan retak di tengah badai modern seperti gadget.
Ancaman Gadget: Pembunuh Senyap Mental Anak
Profesor Jonathan Haigh, ahli psikologi terkemuka, punya temuan mencengangkan: smartphone adalah "perusak mental" utama yang memicu depresi. Sejak ledakan penggunaan gadget, kasus anxiety atau kecemasan melonjak drastis---hampir 200% pada remaja putri dan 150% pada remaja pria. Kecemasan ini seringkali soal masa depan yang sebenarnya tak perlu dibesar-besarkan, tapi cukup untuk mendorong gangguan jiwa parah, bahkan bunuh diri.
Bukan cuma anxiety, gadget juga picu empat gangguan lain yang merusak mental petarung:
Sleep Deprivation (Gangguan Tidur): Scroll tak berujung bikin anak susah tidur nyenyak, energi mental pun habis sebelum hari dimulai.
Social Deprivation (Gangguan Sosial): Hubungan antarmanusia terganggu. Remaja pria cenderung agresif---lihat saja maraknya tawuran atau klitih. Sementara remaja putri sering menarik diri (withdrawal), menghindari pergaulan nyata. Penelitian pada kalangan akademisi bahkan menunjukkan paparan gadget berlebih menurunkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.
Addiction (Kecanduan): Anak jadi tergantung total pada layar. Bahkan nonton video edukatif yang bagus pun, kalau terlalu lama, malah bikin pikiran pasif---seperti duduk diam tanpa gerak.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!