Mohon tunggu...
Muhammad Shiddiq
Muhammad Shiddiq Mohon Tunggu... Penulis - Guru

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Baca Indonesia, Apa Kabar?

3 November 2022   17:07 Diperbarui: 3 November 2022   17:12 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang dunia Literasi, khususnya literasi baca di negara tercinta Indonesia, memang tidak akan pernah habis topik pembahasan. Hal ini dikarenakan, kita selaku pemimpi kemajuan peradaban wawasan masyarakat Indonesia, harus memiliki informasi yang luas tentang kabar terbaru perkembangan dunia Literasi ini. Sehingga kita bisa terus meningkatkan kapasitas serta kontribusi dalam menyikapi kabar tentang perkembangan tersebut. 

Menyinggung tentang perkembangan dunia Literasi Indonesia, salah satu acuan data yang sering digunakan oleh para praktisi pendidikan ataupun praktisi Literasi baca Indonesia, adalah data terakhir dari UNESCO (United Nations Educational, scinetific and Cultural Organization) di tahun 2018, serta diperkuat oleh data dari pelaksanaan PISA (Programme for International Student Assessment) di tahun 2019 di bawah naungan OECD (Organization of Economic Co-operation Development) yang mengeluarkan sebuah data mengenai indeks persepsi baca Indonesia, ada di angka 0,001%. 

Penafsiran data ini memiliki arti bahwa; masyarakat literat (yang memiliki kecenderungan pada aktivitas membaca) itu hanya satu berbanding seribu orang. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara literat dunia, yang tergabung di bawah naungan OECD.

 Jika kita berpikir sejenak, dari 70 negara literat tersebut, Indonesia adalah negara yang memiliki status negara kepulauan terbesar di dunia. Artinya, jika kita lihat dari unsur sumber daya alam, negara kita adalah negara yang kaya di bandingkan dengan 69 negara literat lainnya.

 Kemudian, jika kita lihat dari banyaknya jumlah warga negara, Indonesia merupakan negara dengan jumlah warga negara salah satu terbesar di dunia. Namun, faktanya kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia tersebut, tidak bisa berbicara banyak dalam perkembangan indeks persepsi baca di negara kita, yang padahal indeks persepsi baca ini menjadi salah satu tolak ukur kemajuan peradaban wawasan di suatu negara. 

Melanjutkan pembahasan data di atas, penulis ingin mengajak para pembaca sekalian, untuk melihat secara spesifik indeks persepsi baca Indonesia yang berdasarkan pada data 0,001% tersebut, kedalam indeks persepsi baca Indonesia skala provinsi. 

Data terakhir yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2019 menyebutkan, bajwa dari 34 Provinsi di Indonesia, hanya ada 9 Provinsi (20%), yang masuk ke dalam kategori aktivitas literasi baca (sedang), dengan angka indeks rata-rata (40,01 - 60,00). Kemudian ada 24 Provinsi (71%), yang masuk ke dalam kategori aktivitas literasi baca (rendah), dengan angka indeks rata-rata (20,01 -40,00). Lalu ada 1 Provinsi (3%), yang masuk ke dalam kategori literasi baca (sangat rendah). Berikut merupakan grafik indeks persepsi baca Indonesia di skala provinsi:

Sumber: kemdikbud.go.id
Sumber: kemdikbud.go.id

Dari gambaran keadaan persepsi baca Indonesia di atas, tidak ada satu provinsipun yang masuk ke dalam kategori aktivitas baca tinggi. Melihat data tersebut, ada tiga pertanyaan penulis yang mungkin bisa sedikit memicu pertanyaan-pertanyaan kritis lainnya. 

Pertanyaan pertama; "Sejauh mana dampak program-program pengembangan literasi baca tulis, yang telah dilakukan oleh pihak masyarakat maupun pihak pemerintah, terhadap peningkatan indeks persepsi baca Indonesia?" 

Pertanyaan kedua; "Apa yang kurang dari program-program pengembangan literasi yang selama ini telah dilaksanakan?" Dan pertanyaan ketiga; "Bagaimana proses monitoring dan evaluasi terhadap program-program pengembangan literasi yang selama ini telah dilaksanakan?". Ketiga pertanyaan ini, insyaaAllah akan menjadi acuan penulis untuk menulis artikel bertemakan literasi di edisi selanjutnya. 

Pembahasan yang penulis bahas dalam artikel ini, merupakan upaya penulis untuk mengajak para pembaca merenung dan sama-sama memiliki kepedulian terhadap perkembangan dunia literasi di Indonesia. Sebab, banyak permasalahan bangsa Indonesia, khususnya dalam aspek moral, disebabkan karena aspek literasi Indonesia yang tidak sehat/rendah. 

Penulis: Muhammad Shiddiq

Catatan: Edisi Artikel ini ditulis, melanjutkan pembahan dalam artikel penulis edisi pertama yang berjudul "Dunia Literasi Indonesia Pasif?", dalam artikel Kompasiana, tanggal 19 Oktober 2022.

Sumber rujukan:

1. Buku

Solihin, Lukman. Dkk. 2019. Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34 Provinsi. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Artikel

Agustina. 2021. "Indeks Aktivitas Literasi Membaca Peserta Didik dan Prestasi Akademik: Studi Korelasi Pada 34 Provinsi di Indonesia". Dalam Jurnal Analisa Pemikiran Insan Cedekia. Volume IV, no. 2 (2021) 64-71. Medan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun