Mohon tunggu...
Muhammad Shafiq Akmal
Muhammad Shafiq Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa yang ingin memiliki jejak digital yang baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kenapa Cyber Security di Indonesia Masih Terbilang Lemah

11 Agustus 2025   07:34 Diperbarui: 11 Agustus 2025   08:15 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebagai anak muda yang hampir setiap hari bersentuhan dengan internet, saya sering kepikiran soal keamanan siber di Indonesia. Mulai dari buka media sosial, belanja online, sampai pakai layanan digital kampus, semua aktivitas kita sekarang bergantung pada dunia maya. Tapi anehnya, meskipun teknologi berkembang pesat, keamanan siber di negara kita masih sering kecolongan. Rasanya seperti rumah megah yang pintunya terbuka lebar tanpa kunci---siapapun bisa masuk. Kasus kebocoran data, akun diretas, sampai penipuan online sudah jadi berita biasa. Hal ini bikin saya bertanya-tanya, kenapa kita masih saja lemah di bagian yang justru paling penting di era digital seperti sekarang?

Bagi saya, ada beberapa alasan kenapa masalah ini terus terjadi.

1. Banyak Orang Masih Meremehkan Keamanan Online

Jujur saja, di sekitar saya masih banyak orang yang pakai password "123456" atau tanggal lahir. Bahkan, ada yang satu password dipakai untuk semua akun. Kalau sudah seperti itu, ya gampang banget diretas.
Bukan cuma orang biasa, kadang instansi atau perusahaan juga nggak peduli update sistem mereka.

2. Ahli Keamanan Masih Sedikit

Di kampus atau sekolah, jarang ada mata pelajaran khusus yang membahas keamanan siber secara serius. Akhirnya, yang ngerti soal ini cuma segelintir orang. Padahal, kalau kita mau aman, harus ada banyak tenaga ahli yang benar-benar paham caranya melindungi data.

3. Hukumnya Ada, Tapi Nggak Tegas

Saya tahu kalo di Indonesia sudah ada UU ITE. Tapi yang saya lihat, pelanggar keamanan siber sering lolos begitu aja. Korban malah bingung mau lapor ke mana dan jarang ada kasus yang benar-benar tuntas.

4. Lebih Suka Nunggu Masalah Baru Bertindak

Ini kebiasaan yang sering banget saya lihat. Banyak orang atau instansi baru memperbaiki sistem setelah kena hack atau bocor data. Padahal, lebih baik mencegah dari awal daripada sibuk memulihkan setelah kejadian.

Dampaknya Bukan Cuma untuk Indonesia

Kalau keamanan siber kita lemah, bukan cuma kita yang kena dampaknya. Peretas dari luar bisa memanfaatkan kelemahan ini untuk menyerang negara lain lewat server di Indonesia. Jadi, masalah ini sebenarnya punya efek global.

Kesimpulan:
Menurut dan bagi saya, Indonesia perlu serius mengatur keamanan siber, mulai dari edukasi di sekolah dan kampus, pelatihan tenaga ahli, sampai penegakan hukum yang tegas. Kalau dibiarkan, kita akan terus jadi sasaran empuk para pereta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun