Mohon tunggu...
Muhammad Samin M. IP
Muhammad Samin M. IP Mohon Tunggu... Jurnalis - Sederhana

Belajar n terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi "Pernikahan Sesama Jenis" Di Dua Hari Raya Besar Islam

23 Maret 2013   10:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:22 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pasangan penganten sesama jenis Satu tradisi unik yang ada di daerahku, dan tidak ada didaerah lain yang ada di Indonesia. Dimana tradisi ini sudah menjadi budaya  di Desa Mendahara Tengah Kecamatan Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.  Dimana setiap perayaan hari raya baik itu Idul Fitri maupun Idul Adha, tradisi ini, selalu ada yakni pernikahan sesama jenis, tradisi ini juga menjadi tradisi rutin  menjelang sahur. baca  :http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/22/tradisi-pernikahan-sesama-jenis-menjelang-sahur/ . Dimana sepasang laki-laki yang dihias seperti penganten, satu dihias menjadi pengantin laki-laki dan satunya dihias menjadi pengantin perempuan. Setelah itu, sepasang pengantin ini diarak keliling kampung sambil mengumandangkan suara takbir menambah kesemarakan malam hari raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha di kampungku. “Tradisi ini menjadi penyemarak setiap hari raya baik itu Idul Adha maupun Idul Fitri, dalam bulan puasa tradisi ini juga dijadikan tradisi pas malam pertama dan terakhir puasa untuk membangunkan orang sahur,” ungkap Kepala Desa Yasin. Kata Yasin, tradisi pernikahan sesama jenis ini hanya sebagai penyemarak saja, dan tidak ada unsur lain apalagi menghalalkan perkawinan sesama jenis. “Jika penganten sesama jenis ini tidak ada, suasana malam takbiran atau puasa tidak semarak. Salah satunya, perwakilan dari kampung atau RT melakukan kegiatan arak kampung dengan melakukan pernikahan sesama jenis yang sepasang laki-laki didandani seperti penganten. Hampir anak-anak muda yang ada di Mendahara Tengah, mendapat giliran untuk dijadikan penganten, baik penganten laki-laki maupun penganten perempuan,” tegasnya. Ditambahkan Yasin, hampir tiap tahun tradisi ini terus dilakukan pada dua hari raya yakni Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dan juga pada pertama puasa dan terakhir puasa. “Kita juga menjadikan tradisi ini sebagai ajang lomba yang diikuti oleh seluruh peserta dari beberapa RT, perlombaannya memang dalam ajang takbiran tapi selalu aja ada perwakilan dari kampung yang melakukan tradisi pernikahan sesama jenis ini,” tegasnya. Tradisi unik dan fenomenal ini, memang sudah menjadi kebiasan bagi warga di Desa Mendahara Tengah Kampung Lama. Sehingga dalam setiap hari perayaan Idul Adha dan Idul Fitri serta Bulan puasa, masyarakat dengan berbagai pakaian adat penganten dari berbagai khas daerah melakukan tradisi pernikahan sesama jenis yang kemudian diarak keliling kampung. Biasanya, penganten ini dilakukan oleh anak-anak muda sehingga para anak muda yang ada di kampung secara bergiliran pernah menjadi pengantin laki-laki maupun penganten perempuan. (****)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun