Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siskamling Sampah untuk Mendukung Pariwisata

10 September 2022   23:27 Diperbarui: 11 September 2022   00:15 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lantamal VI Gelar Bersih Laut di CPI dalam Rangka HUT  ke-77 TNI (Sumber: koarmada2.tnial.mil.id)

       

Memperingati HUT-nya yang ke-77, TNI-AL bersama berbagai unsur masyarakat membersihkan sampah di 77 titik laut di tanah-air. Acara yang diresmikan oleh Kepala Staf TNI-AL Laksamana Yudo Margono itu mengerahkan beberapa moda laut milik TNI-AL, menyusuri pantai dan laut seputar pelabuhan, memunguti sampah yang menari-nari di permukaan air. 

Disebutkan, bahwa sampah yang terkumpul akan dipilah dan kemudian masuk proses daur ulang. Berita di TV tanggal 7 September 2022 itu menunjukkan, bahwa kerja bakti pada hari tersebut membawa hasil. 

Pantai dan laut sekitarnya nampak bersih sehari itu, tetapi bagaimana dengan hari-hari berikutnya? Membersihkan sampah dengan cara itu sungguh tidak efektif dan cenderung merupakan kategori kegiatan percuma dan sia-sia, hanya menebar pencitraan sesaat. 

Pada hal, datangnya sampah berasal dari perilaku manusia yang serampangan dengan membuang sampah di sembarang tempat. Membersihkan sampah yang berkesinambungan mestinya mencegah dari hulunya, si sumber pembuat sampah. 

Pembersihan sampah yang hanya secara sporadis, bersih sesaat dan sesudah itu kotor lagi adalah sebuah pelecehan terhadap suatu institusi. Salah satu produksi masyarakat Indonesia yang cukup gencar dan besar jumlahnya adalah berupa sampah berbagai jenis yang dibuang secara sembarangan. 

Anak saya yang pernah mengikuti kursus bahasa asing punya cerita menarik. Native speaker yang berasal dari Eropa ketika menceritakan kesannya tentang Indonesia menyebut, bahwa Indonesia adalah merupakan "tong sampah terbesar di dunia". 

Konon dia bilang, karena masyarakat Indonesia suka membuang sampah sembarangan, di mana saja dan kapan saja, maka itu membuktikan bahwa bumi Nusantara bagaikan bak sampah yang selalu siap menampung sampah bagi masyarakatnya yang kurang beradab. 

Menertibkan buang sampah yang tepat, seharusnya dimulai dari hulunya. Bukan aparat yang membersihkan sampah, kemudian masyarakat melecehkan dengan membuang sampah seenaknya. Lalu bagaimanakah caranya yang tepat?

                                                                         *****

Setelah sukses menjadi tuan rumah Olympiade 1988, Menteri Pendidikan Korea Selatan berkunjung ke Indonesia. Dia menjelaskan, untuk bisa menciptakan kota dan sungai yang bersih, Korsel membentuk atau mengadakan Siskamling khususnya terhadap sampah. 

Aparat keamanan dan masyarakat luas diminta mengawasi para pembuang sampah di mana pun dan kapan pun, lalu lapor ke aparat melalui telpon yang nomornya disebar ke seluruh negeri untuk dihukum secepatnya. 

Dari Siskamling yang ketat, maka kota dan sungai menjadi bersih, karena sungai dijadikan arena pembukaan berupa arak-arakan kapal yang menggambarkan Kerajaan Korea Selatan masa lampau. 

Mungkin kita bisa meniru langkah  Korsel, dengan mengubah fungsi Siskamling yang semula untuk menjaga keamanan terhadap kejahatan, menjadi pengawasan terhadap para pembuang sampah. Kemudian, dibuat kebijakan sampah sudah harus dipilah dari rumah untuk memudahkan proses daur ulang yang sudah dipersiapkan di setiap daerah. 

Pelaksana memilah dan memproses daur ulang sampah bisa dengan merekrut atau mendaya-gunakan para pemulung untuk dilatih secara profesional dan menjadi terhormat. 

Dengan cara demikian, maka akan tercapai lingkungan yang apik, rapi dan bersih serta beralihnya profesi para pemulung menjadi berpenghasilan tetap. Dan hasil akhirnya adalah, diharapkan meningkatnya turis asing ke tanah-air kita karena mereka tahu bangsa Indonesia yang dikaruniai wilayah yang luas dan indah mampu bersyukur kepada Sang Pencipta dengan menjaga kebersihan dan lingkungannya.

                                                                          *****

Dalam menarik wisatawan asing, Malaysia mencanangkan "Truly Malaysia", Thailand dengan "Amazing Thailand", sedangkan Indonesia menggaungkan "Wonderful Indonesia". Branding pariwisata Indonesia tersebut karena menyadari potensi keindahan dan kekayaan alamnya yang bagaikan zamrud di khatulistiwa, dan ini perlu ditopang dengan budaya bersih oleh seluruh masyarakatnya. 

Apalagi Presiden Joko Widodo juga menargetkan agar pariwisata mampu menjadi leading sector perekonomian, penerima devisa terbesar dan merupakan kawasan terbaik di lingkup regional maupun internasional. Dan sebagai negeri berpenduduk muslim terbesar didunia bukankah sudah memahami, bahwa kebersihan adalah setengah daripada iman? Mari kita buktikan dalam praktek kehidupan sehari-hari!*****

Bekasi, awal September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun