Mohon tunggu...
muhammad rizki
muhammad rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa

hal indah butuh waktu untuk datang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Cukai Rokok Tidak Naik: Sebuah Angin Segar Bagi Petani dan Pedagang Tembakau

4 Oktober 2025   23:26 Diperbarui: 4 Oktober 2025   23:26 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani: Sumber: Freepik

Keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan cukai rokok tahun ini memunculkan reaksi beragam dari berbagai kalangan. Salah satu kelompok yang paling merasakan dampak positif dari keputusan ini adalah petani dan pedagang tembakau. Bahkan, Menteri Keuangan Purbaya mendapatkan apresiasi berupa karangan bunga dari Asosiasi Petani Tembakau di Jember.

Bagi petani dan pedagang, kenaikan cukai rokok seringkali dianggap sebagai ancaman serius. Harga jual yang lebih tinggi tidak hanya menekan daya beli konsumen, tetapi juga berdampak langsung terhadap serapan tembakau hasil panen mereka. Dengan tidak adanya kenaikan cukai, stabilitas harga di pasar bisa lebih terjaga, sehingga roda ekonomi di sektor tembakau tetap berjalan.

Namun, keputusan ini tentu tidak lepas dari kontroversi. Di satu sisi, kebijakan cukai rokok biasanya juga dikaitkan dengan upaya pemerintah menekan angka perokok, terutama di kalangan anak muda. Organisasi kesehatan kerap mendesak agar pemerintah tetap konsisten menggunakan instrumen fiskal ini untuk melindungi kesehatan publik.

Di sisi lain, pemerintah juga perlu mempertimbangkan aspek kesejahteraan petani. Jutaan orang di Indonesia masih menggantungkan hidupnya dari industri tembakau, mulai dari petani, buruh pabrik rokok, hingga pedagang kecil. Kebijakan cukai yang terlalu tinggi dikhawatirkan akan mematikan mata pencaharian mereka.

Menurut saya, keputusan untuk tidak menaikkan cukai rokok kali ini bisa dipandang sebagai bentuk keberpihakan pada keberlangsungan ekonomi masyarakat kecil. Namun, pemerintah juga perlu menyiapkan strategi jangka panjang: bagaimana menyeimbangkan kepentingan kesehatan publik dengan keberlanjutan ekonomi rakyat.

Apresiasi dari petani kepada Menkeu adalah tanda bahwa suara mereka mulai diperhitungkan. Tetapi, di balik itu, diskusi besar tentang masa depan industri tembakau di Indonesia harus tetap berlanjut. Apakah kita hanya akan bertahan pada status quo, ataukah mulai merancang jalan keluar yang adil bagi semua pihak?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun