Mohon tunggu...
MUHAMMAD RIFQI RASYIDDIN
MUHAMMAD RIFQI RASYIDDIN Mohon Tunggu... Sophomore Undergraduate Student of State Financial Management at Politeknik Keuangan Negara STAN | Green Economy Enthusiast

In a world fueled by efficiency, I am committed to unraveling the art of organization. Through my studies and experiences, I am dedicated to honing the skills that transform chaos into structured brilliance. From optimizing processes to enhancing workflows, my journey is all about creating systems that drive seamless operations and tangible results.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ekonomi Tanpa Jejak: Bagaimana Shadow Economy Menggerus Penerimaan Pajak?

21 Januari 2025   12:33 Diperbarui: 21 Januari 2025   12:33 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peningkatan Literasi Keuangan dan Kesadaran PajakKampanye edukasi tentang pentingnya membayar pajak dan manfaatnya bagi masyarakat dapat meningkatkan kesadaran pajak di kalangan pelaku usaha kecil. Program seperti "Gerakan Sadar Pajak" dapat diperluas untuk mencakup sektor informal.

  • Penguatan Tata Kelola dan Penegakan HukumPemerintah perlu memperkuat pengawasan dan sanksi terhadap pelanggaran pajak. Sistem pengaduan masyarakat yang efektif dapat membantu mengidentifikasi pelanggaran di sektor informal.

  • Peningkatan Kualitas Modal ManusiaInvestasi dalam pendidikan dan pelatihan kerja dapat membantu meningkatkan keterampilan tenaga kerja, sehingga mereka lebih kompetitif di sektor formal. Program pelatihan berbasis kebutuhan pasar kerja dapat membantu transisi dari sektor informal ke formal.

  • Kesimpulan

    Shadow economy merupakan tantangan besar yang perlu diatasi untuk memaksimalkan potensi penerimaan pajak di Indonesia. Melalui reformasi kebijakan perpajakan, pengembangan sistem keuangan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, ekonomi bayangan dapat ditekan. Dengan demikian, pemerintah dapat meningkatkan pendapatan negara untuk mendukung pembangunan nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

    Daftar Pustaka

    1. Agustina, N. (2020). The Impact of Human Capital on Shadow Economy in Indonesia. Economics and Finance in Indonesia, 66(1), 11-24.

    2. Lestari, D., Hudayah, S., & Busari, A. (2022). Understanding the Shadow Economy in SMEs: A Malpractice from Indonesia, 2009-2020. Media Ekonomi dan Manajemen, 37(1), 77-95.

    3. Safuan, S., Habibullah, M. S., & Sugandi, E. A. (2021). Mitigating the Shadow Economy Through Financial Sector Development in Indonesia: Some Empirical Results. Heliyon, 7(e08633).

    4. Saraswati, D., & Agustina, N. (2020). Reducing Shadow Economy Through Financial Inclusion. Journal of Development Studies, 56(8), 1567-1583.

    5. Schneider, F., & Enste, D. (2000). Shadow Economies: Size, Causes, and Consequences. Journal of Economic Literature, 38(1), 77-114.

    Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun