Mohon tunggu...
Muhammad Rifat
Muhammad Rifat Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya suka memasak dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Resume mingguan Pendidikan Pancasila : aksi demonstrasi besar besaran di Nepal

4 Oktober 2025   18:14 Diperbarui: 4 Oktober 2025   18:14 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta demo Nepal berorasi di depan Gedung Parlemen di Kathmandu, (Senin (8/9/2025)  source: kompas.com)

Krisis di Nepal bermula dari larangan pemerintah terhadap sejumlah platform media sosial. Larangan ini memicu gelombang demonstrasi besar di berbagai kota, terutama di Kathmandu, yang melibatkan ribuan warga. Pemicu terjadi akibat  pembatasan akses media sosial yang dianggap sebagai bentuk pengekangan kebebasan berekspresi. Dan akar masalah yang terjadi dari tragedy tersebut adalah korupsi yang merajalela, Nepotisme yang menutup kesempatan bagi rakyat biasa, Ketidakadilan sosial dan ekonomi yang semakin parah.

Media sosial selama ini menjadi ruang bagi rakyat untuk menyuarakan kegelisahan. Saat ruang itu ditutup, rakyat kehilangan saluran komunikasi dengan negara.

Hal yang menjadi inti masalah dari tragedy tersebut Aadalah adanya kegagalan komunikasi negara dan rakyat. Negara menutup ruang dialog dan menggantinya dengan monolog kekuasaan. Akibatnya, rakyat menjadikan demonstrasi sebagai bahasa terakhir untuk didengar. Namun, negara justru merespons dengan kekerasan --- menggunakan gas air mata, peluru karet, bahkan peluru tajam yang menewaskan belasan orang.

Dampak Politik dan Sosial: Setiap tindakan represif mengikis legitimasi politik pemerintah, Demokrasi yang seharusnya menjadi ruang dialog berubah menjadi alat represi, Meskipun pemerintah akhirnya mencabut larangan media sosial, keputusan itu datang terlambat dan tidak menghapus trauma rakyat, Peristiwa ini menunjukkan rapuhnya demokrasi jika hanya dijalankan sebatas pemilu tanpa budaya mendengar dan komunikasi dua arah.

Pesan dari tragedy tersebut yaitu Suara rakyat adalah fondasi negara. Mengabaikannya sama saja dengan meruntuhkan legitimasi sendiri, Negara tidak akan kuat tanpa kepercayaan rakyat.Nepal harus memulihkan demokrasinya melalui: (Keadilan bagi korban, Akuntabilitas aparat,Transparansi pemerintah). Tragedi ini menjadi peringatan bagi negara lain, termasuk Indonesia, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama --- menganggap kritik sebagai ancaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun