Mohon tunggu...
Muhammad Rifan
Muhammad Rifan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB

Manjadda Wajjada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kemajuan Teknologi Digital Mempermudah Penyebaran Hoax

12 Juli 2021   13:57 Diperbarui: 12 Juli 2021   14:58 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini kemajuan teknologi sangat di idam-idamkan semua manusia di dunia, salah satunya kemajuan teknologi dibidang digital. Kemajuan teknologi digital sangat ditunggu-tunggu semua manusia yang setiap tahunnya selalu mendapat update/pembaharuan. Teknologi digital sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan,aktivitas sehari-hari dan lain-lain. Teknologi ini bisa mempermudah seseorang dalam memperoleh berita didalam maupun luar negeri, maka tak jarang berita luar negeri bisa viral didalam negeri sendiri. Mudahnya memperoleh berita sangat membantu manusia untuk mendukung kehidupan contohnya yang sekarang menjadi bahan pembicaraan adalah covid-19,semua orang bisa mudah mendapatkan informasi berapa kasus positif harian yang bertambah di dalam maupun luar negeri hanya dalam waktu singkat.

Namun kemajuan ini tidak hanya berdampak positif tapi juga berdampak negative. Dengan kemajuan teknologi ini bisa menimbulkan beberapa tindak criminal contohnya seperti penipuan,pemalsuan akun,pembobolan rekening dan berita bohong atau hoax. Hoaks ini merupakan berita palsu atau bohong yang disengaja untuk menutupi informasi sebernarnya. 

Hal ini biasanya ada oknum yang secara sengaja menyebarkan berita palsu agar membuat masyarakat ribut dan percaya terhadap berita palsu itu. Fenomena hoax ini sudah sangat lama ada namun, dengan perkembangan teknologi penyebarannya sangat luas dan mudah.

Media sosial yang awalnya untuk berinteraksi dan berbagi informasi justru sekarang dimanfaatkan sebagai tempat menyebarkan berita bohong atau hoax. Banyak aplikasi media sosial yang menjadi langganan penyebaran hoax seperti.Instagram,Twitter,Facebook,dan Whatsapp. Instagram merupakan platform berbagi foto dan video pribadi namun dengan berkembangnya jaman banyak akun yang juga membagikan beberapa berita yang sangat update. Banyak sebagian orang lebih melihat berita melalui Instagram dari pada membuka website,dengan alasan lebih praktis dan simple.Tapi sekarang tidak banyak akun yang menyebarkan berita provokatif dan ujaran kebencian

Tidak hanya pada Instagram, Twitter juga menjadi langganan penyebaran berita hoax dan ironisnya menurut studi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) tahun 2018, hoaks menyebar di Twitter 6 kali lebih cepat ketimbang berita aslinya. Studi ini melibatkan tiga juta orang dengan jumlah tweet sebanyak 4,5 juta kali dari tahun 2016-2017. 

Dari jumlah tersebut diambil 126 ribu tweet yang berhubungan dengan berita. Dari studi ditemukan bahwa berita palsu diretweet 70 persen lebih banyak ketimbang berita yang asli. 

Selain itu butuh waktu enam kali lebih lama bagi berita asli menjangkau 1500 orang ketimbang berita palsu.Sementara dalam hal rantai retweet yang tak terputus, berita palsu 10 kali lebih banyak dan 20 kali lebih cepat ketimbang akun yang meretweet berita asli. Banyak pengguna twitter yang membaca berita hanya sekilas tidak mencermati berasal dari mana informasi tersebut diambil,mereka dengan cepat meretwet tautan tersebut yang menyebabkan viralnya suatu berita.

Selain itu media sosial yang sering dijumpai berita hoax adalah facebook. Facebook sendiri merupakan media sosial yang paling banyak penggunanya karena fiturnya sangat beragam antara lain bisa menghubungi teman lama yang sudah tidak pernah bertemu, untuk mengembangkan bisnis atau sebagai media untuk menjual sesuatu, mendapatkan informasi terbaru dari berbagai daerah dan masih banyak lagi. Namun seiring berkembangnya jaman informasi yang diberikan merupakan berita palsu atau hoax.

Dan yang terakhir adalah penyebaran hoax melalui pesan broadcasting yang banyak ditemukan di Whatsapp. Pesan broadcasting ini adalah suatu pesan yang ditulis seseorang untuk menyebarkan tentang kabar atau informasi seperti kabar duka,informasi barang kehilangan,atau pun yang lainnya.Namun banyak oknum yang memanfaatkan fitur ini untuk menipu orang,mereka menulis berita bohong atau hoax dan mengirimkan ke kontaknya lalu mereka juga menyuruh orang yang menerima pesan tersebut untuk mengirim ke kontaknya. 

Oleh karena itu banyak orang yang mudah terprovokasi dengan berita yang belum tentu kebenarannya. Kita pasti tidak asing dengan pesan berantai Whatsapp yang berisi link dengan narasi bahwa Kominfo memberikan bantuan pulsa Rp200 ribu dan kuota 75 GB untuk para dosen, guru, siswa dan mahasiswa selama masa pandemi. faktanya, link yang terkait bantuan dari Kominfo adalah salah. 

Hal ini adalah kabar bohong lama yang kembali beredar di tengah masyarakat dengan sedikit modifikasi. Berita tersebut banyak menipu kalangan remaja dan guru mereka juga terlanjur memasukkan nomer hp di link tersebut. Hal itu sangat berbahaya karena bisa saja dimanfaatkan untuk mengambil saldo pulsa dari nomer tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun