Mohon tunggu...
Muhammad Ridha A.
Muhammad Ridha A. Mohon Tunggu... Animator, penulis lepas -

Learner, adventurer, brilliant

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Infrastruktur, Rakyat, dan Negeri Berdaulat

23 Agustus 2018   18:07 Diperbarui: 23 Agustus 2018   18:12 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kalau saya jadi presiden, dan dihadapkan pada persoalan infrastruktur yang berkaitan dengan transportasi, saya tidak akan bicara tol atau pembangunan rel untuk kereta cepat.

Fokus saya justru pada pembenahan jalan-jalan yang sudah ada dan pengalihan transportasi barang semacam truk besar atau trailer, agar tidak menempuh jarak yang jauh untuk distribusi.

Seperti memerpanjang jalur rel kereta ke daerah-daerah industri dan cabang distribusi terdekat, misalnya. Dengan begitu, kita bisa mengurangi intensitas truk untuk berlama-lama di jalan raya, dan itu berdampak pada lancarnya lalu lintas, mengurangi emisi solar dan mereduksi tingkat kecelakaan yang melibatkan truk dan sopir yang mengantuk.

Itu jelas lebih mudah, efektif, dan efisien ketimbang membuka lahan secara massive, menggusur lahan di sana sini, dan membikin masalah baru akibat rekayasa lalu lintas yang "asing" karena memulai segalanya dari scratch.

Apalagi jika kita sedang berada di dalam situasi "seret" seperti sekarang ini. Akibat segalanya dimulai dari scratch tanpa grand design dan perencanaan yang terukur, akhirnya banyak proyek infrastruktur mangkrak. Biayanya terlalu besar untuk dikeluarkan sekaligus. Apa kabar Kereta Cepat Bandung -- Jakarta, Kereta Api Sulawesi, dan Tol Sumatera?

Patut diingat, proyek #infrastruktur walau itu tol berbayar sekalipun, investasinya terlalu lama untuk "balik modal". Jadi, berfokus pada proyek yang tidak urgent untuk dikerjakan lagi dibikin dari scratch adalah keputusan terburuk yang diteken Pemerintah.

Seringkali, keputusan-keputusan "kecil" namun terukur punya dampak lebih daripada hal-hal besar namun sifatnya gimmick. Mau tahu seperti apa gimmick itu? Kereta Cepat China tujuan Bandung -- Jakarta. Keluar duit iya, hutang iya, pembangunan nol.

Tapi begitulah kalau keputusan dan kebijakan selalu berdasar pada kepentingan pengembang, cukong, asing dan aseng, serta politikus busuk nan serakah. Apa saja bisa dibikin, walau sebatas seremoni dan gunting pita.

Infrastruktur Kerakyatan

Maka yang paling penting untuk dikerjakan adalah infrastruktur yang bertautan langsung dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Karena pelaku ekonomi yang utama adalah masyarakat.

Memfokuskan pembangunan pada standardisasi sanitasi di rumah-rumah, apartemen, pabrik, dan gedung perkantoran, serta menggalakkan pemisahan jenis sampah dan pengolahan limbah jelas lebih terukur hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun