Jakarta, 2025 --- Dua siswa berbakat dari SMP Negeri 115 Jakarta, Dheren Bramantyo dan Adrian Alfaro Pradana, berhasil menciptakan inovasi yang menarik perhatian dunia pendidikan dan psikologi remaja. Inovasi tersebut adalah "Sejiwa (Self-care Jiwa)", sebuah aplikasi penurun stres yang dirancang khusus untuk membantu pelajar aktif dalam menjaga keseimbangan kesehatan mental melalui kombinasi musik relaksasi, self-affirmation (afirmasi diri positif), dan mood tracker harian.
Aplikasi "Sejiwa" muncul dari kepekaan kedua siswa terhadap fenomena meningkatnya stres di kalangan pelajar perkotaan. Tekanan akademik, padatnya kegiatan sekolah, serta ekspektasi sosial seringkali membuat pelajar kehilangan semangat dan fokus belajar. Melalui penelitian yang dilakukan dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2025 bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Dheren dan Adrian berupaya menghadirkan solusi inovatif berbasis teknologi yang mudah diakses dan ramah bagi remaja.
Menurut tim peneliti, "Sejiwa" tidak sekadar aplikasi, tetapi juga teman digital yang menemani pelajar mengenali, mengelola, dan menenangkan diri dari tekanan harian. Fitur musik relaksasi di dalamnya dirancang untuk membantu pengguna menurunkan ketegangan emosional, sedangkan self-affirmation mendorong pengguna berpikir positif dan menghargai diri sendiri. Sementara itu, mood tracker berfungsi memantau perubahan suasana hati, membantu siswa memahami kondisi psikologis mereka secara lebih teratur.
Inovasi ini bahkan mendapat rekomendasi langsung dari ahli psikologi Universitas Negeri Yogyakarta, Eva Rahman, S.Psi., M.Psi., yang menilai bahwa rancangan aplikasi ini sangat baik dan potensial dikembangkan lebih lanjut. Dalam surat rekomendasi resminya, beliau menuliskan bahwa aplikasi "Sejiwa" memiliki manfaat nyata untuk mendukung kesejahteraan mental remaja, terutama bila digunakan secara rutin. Beliau juga memberikan beberapa saran pengembangan, seperti menambah variasi musik relaksasi, fitur check-in bulanan, serta infografis edukatif yang menarik bagi pengguna remaja.
Dari hasil pengujian awal, penggunaan aplikasi "Sejiwa" menunjukkan penurunan tingkat stres yang signifikan pada pelajar setelah dua minggu pemakaian rutin. Hal ini menjadi bukti bahwa pendekatan berbasis teknologi dapat menjadi intervensi efektif untuk mendukung kesehatan mental remaja, terutama di era digital saat ini.
Guru pembimbing penelitian juga mengapresiasi kesungguhan kedua siswa tersebut. Menurutnya, "Sejiwa" mencerminkan perpaduan antara inovasi teknologi dan empati sosial, dua hal penting yang dibutuhkan generasi muda untuk menjawab tantangan kehidupan modern. Aplikasi ini bukan hanya mendukung produktivitas belajar, tetapi juga membentuk karakter pelajar yang lebih sadar diri, tenang, dan seimbang.
Dengan visi untuk memperluas manfaatnya, Dheren dan Adrian berencana melanjutkan pengembangan aplikasi "Sejiwa" agar dapat digunakan oleh lebih banyak pelajar di Indonesia. Mereka juga tengah menyiapkan pembaruan fitur berupa notifikasi mindfulness, serta AI konselor ringan yang bisa memberikan dukungan emosional harian kepada pengguna.
Melalui inovasi ini, dua siswa SMPN 115 Jakarta telah membuktikan bahwa kepedulian terhadap kesehatan mental dapat diwujudkan dalam bentuk solusi digital yang nyata dan berdampak. "Kami ingin pelajar Indonesia tidak hanya pintar di kelas, tapi juga bahagia dan sehat jiwanya," ungkap Dheren menutup wawancara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
