Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menganalogikan Ledakan di Lebanon dengan Peristiwa Hiroshima Nagasaki

5 Agustus 2020   16:31 Diperbarui: 5 Agustus 2020   16:33 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ledakan dahsyat memorakpondakan Lebanon pada Selasa (04/08/2020), tepatnya di Beirut pada pukul 18:00 waktu setempat. Akibat ledakan besar tersebut, sebanyak 100 orang meninggal dan lebih dari 4000 orang lainnya luka-luka, dan jumlah korban bisa saja terus bertambah seiring waktu.

Ledakan tersebut terjadi di salah satu pelabuhan yang berada di Ibu Kota Lebanon,  Beirut. Menghancurkan semua bangunan dan menimbulkan kepanikan bagi warga Lebanon. Sementara itu, dugaan kuat ledakan tersebut berasal dari salah satu gudang yang menyimpan senyawa kimia amonium nitrat dalam jumlah banyak di area pelabuhan. 

Belum diketahui penyebab pasti  ledakan, apa murni karena kecelakaan atau didalangi oleh pihak tertentu, hingga saat ini Pemerintah Lebanon belum bisa memutuskan. Pemerintah Lebanon juga telah memberi perintah untuk melakukan penyelidikan mengusut tuntas masalah ini.

" Mereka yang bertanggungjawab akan menanggung akibatnya, " Ungkap Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab dalam siaran televisi pada selasa malam, 4 Agustus 2020, dilansir dari tempo.co. 

Presiden Lebanon, Michael Aoun, mengatakan ada 2.750 ton bahan amonium nitrat yang meledak di lokasi kejadian di Beirut. Mengutip dari laman Live Science, amonium nitrat memiliki rumus kimia NH4-NO3 atau jika disederhanakan menjadi N2H4O3. Senyawa kimia ini berbentuk padatan kristal putih yang mudah larut dalam air.

Amonium nitrat biasanya digunakan untuk meningkatkan kandungan nitrogen pada pupuk pertanian. Amonium nitrat relatif stabil dan murah untuk di produksi, sehingga alternatif populer ketimbang sumber nitrogen lain yang relatif mahal harganya.

Kandungan Amonium nitrat ini juga bisa sangat berbahaya. Pemicunya bisa berasal dari api atau sumber penyulut lainnya. Ledakan besar terjadi ketika amonium nitrat padat terurai dengan sangat cepat menjadi nitrogen oksida dan uap air. Oleh sebab itu, amonium nitrat ini banyak digunakan sebagai bahan peledak dalam kontruksi pertambangan, penggalian, dan kontruksi sipil. Menyimpan amonium nitrat dalam sebuah pelabuhan tentu akan sangat berbahaya, ledakan di Beirut ini misalnya.

Israel Dicurigai Sebagai Dalang 

Sejauh ini belum ada informasi yang menyebut mengenai pelaku peledakan. Meski beberapa saat setelah kejadian muncul dugaan bahwa Israel adalah dalang dibalik ledakan tersebut. Namun, Israel melalui Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi memberikan bantahan bahwa ledakan tersebut kemungkinan besar adalah kecelakaan yang disebabkan kebakaran, hal ini dikemukakannya pada Televisi Israel N12.

Israel membantah setelah sebelumnya beredar isu bahwa mereka sengaja menyerang Pelabuhan di Beirut karena diduga merupakan gudang senjata milik kelompok Hizbullah. Hal ini senada dengan bantahan petinggi Hizbullah yang mengatakan kepada OTV Lebanon, " tidak ada kebenaran untuk rumor soal serangan Israel terhadap persenjataan Hizbullah di pelabuhan, " tegasnya.

Kilas Balik Peristiwa Hiroshima Nagasaki

Gubernur Beirut, Marwan Abboud mengatakan ledakan di Lebanon ini mengingatkannya pada peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada perang dunia kedua. Sebagaimana kita ketahui, peristiwa Hiroshima dan Nagasaki membunuh ratusan ribu orang. Masyarakat sipil, anak-anak, hingga tentara semuanya luluh lantak akibat bom atom milik Amerika Serikat ini. Pemboman yang dilakukan pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 menargetkan dua kota yang berada di wilayah Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki.

Latar belakang terjadinya peristiwa ini berawal dari kegigihan Jepang dalam melanjutkan peperangan. Setelah sebelumnya pada 26 Juli Presiden A.S Harry S.Truman dan perdana Menteri Inggris Clement Attlee, bersama dengan Presiden Nasionalis China Chiang Kai-shek telah sepakat akan mengeluarkan Deklarasi Postdam. 

Deklarasi ini berupa seruan kepada Jepang menyerah tanpa syarat dan juga mencantumkan persyaratan perdamaian tambahan lainnya. Namun, Jepang tetap kekeh ingin berperang dan menolak deklarasi tersebut meski Jepang tahu akan mendapat konsekuensi berat dari pilihannya ini.

Awalnya Amerika ingin melakukan invasi ke Jepang dengan mengirim pasukannya. Namun, karena tes bom atom sudah berhasil diuji sebelumnya di  Alamogordo, New Mexico, akhirnya Truman memerintahkan penggunaan bom atom ini segera dilakukan. Sekretaris Perang AS, Henry L. Stimson, menganggap bahwa penggunaan bom akan lebih baik ketimbang mengirim pasukan untuk menginvasi Jepang secara langsung.

Kemudian pada tanggal yang telah ditetapkan, Amerika Serikat mengirim pesawat pembom B-29 Enola Gay, yang dikemudikan oleh Paul W. Tibbets untuk mengudara di langit Hiroshima. Misinya adalah untuk mengejutkan Tokyo agar menerima syarat penyerahan tanpa syarat Deklarasi Postdam. Tanpa disangka-sangka, pesawat tersebut kemudian menjatuhkan sebuah bom atom uranium bernama Little Boy di Hiroshima. Dalam hitungan menit, Hiroshima rata dengan tanah dan menimbulkan ribuan korban.

Kemudian dua hari berikutnya, Amerika Serikat mengutus pesawat B-29 Bock's Car untuk mengebom Kota Kokura dengan bom atom yang diberi nama Fast man. Namun, karena asap mengepul di wilayah Kokura, akhirnya pilot Sweeney memilih target lain, yaitu Kota Nagasaki. Tepat pukul 11:02 pagi, bom itu meledak di ketinggian 1.800 kaki untuk memaksimalkan efek ledakan tersebut. Dalam beberapa menit, Kota Nagasaki luluh lantak dan mengakibatkan ribuan orang menjadi korban. Bom Hiroshima menggunakan 60 kilogram uranium-235 yang diperkaya untuk menghancurkan 90 persen kota. Sedangkan bom di Kota Nagasaki menggunakan 8 kilogram plutonium-239.

Peristiwa Hiroshima dan Nagasaki merupakan kejadian bersejarah besar yang pernah terjadi selama perang dunia kedua. Banyak pro dan kontra mengenai kebijakan pemboman ini. Banyak yang mendukung, banyak juga yang mengkritik dan mengecam pemboman ini karena mengakibatkan masyarakat sipil menjadi korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun