Mohon tunggu...
Muhammad Muallifi
Muhammad Muallifi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung | 08562256418 | Ig : muallifi11 | Twitter : @mmuallifi | Fb : Muhammad Muallifi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyesalan

2 Juli 2015   21:40 Diperbarui: 2 Juli 2015   21:40 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“tok, tok, tok” terdengar suara pintu kamarku.

“tok, tok, tok , rihma, rihma...” suara ibu ku membangunkanku.

Oh ternyata semua hanyalah mimpi. Suara ketukan pintu tadi membangunkanku dari lamunan yang membayangkan keberadaan revan dikamarku tadi.

Usai kejadian tadi, aku merasa dilema. Aku bingung siapa yang harus kupilih, aku tak ingin kehilangan mereka berdua. Segera ku ambil handphone ku yang tergeletak di atas kasur. Kulihat dan ku balas pesan singkat yang masuk di handphone ku satu persatu termasuk sms yang tertunda untuk revan dan ridwan di draft handphone ku.

Siang pun berganti malam, tak terasa hari begitu cepat. Seperti biasa setiap malam setelah ridwan menelponku, secara bergantian revan pun selalu menghubungiku. Revan begitu baik kepadaku, tapi aku merasa berdosa kepada ridwan karena telah menduakannya.

Hari semakin malam, angin malam pun mulai berhembus masuk ke kamarku. Dingin sekali. Kumatikan lampu kamarku sehingga yang terlihat hanyalah cahaya dari layar handphone ku. Banyaksekali sms yang masuk malam ini, siapa lagi kalau bukan dari para kekasihku revan dan ridwan.


“lagi apa sayang?” tanya ridwan kepadaku.

“lagi tiduran.. J” ujar ku dalam balasan pesan singkat untuknya.

Tiba-tiba ada pesan pasuk di handphone ku, oh ternyata revan.

“aku kangen...ketemuan yuk?”tanya revan kepadaku tiba-tiba.

Tanpa berfikir panjang langsung ku balas pesan singkat dari revan. “ayo honey, mau dimana?” ujraku dalam pesan singkat untuk revan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun