Mohon tunggu...
Muhammad Muallifi
Muhammad Muallifi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung | 08562256418 | Ig : muallifi11 | Twitter : @mmuallifi | Fb : Muhammad Muallifi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyesalan

2 Juli 2015   21:40 Diperbarui: 2 Juli 2015   21:40 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“dia atau ridwan?”. Hatiku bertanya-tanya seketika setelah membaca sms yang masuk di handphone ku. Revan namanya, lelaki yang kukagumi sejak aku masih duduk dibangku SD, hatiku selalu bergetar bila mendengar namanya. Sambil tiduran aku merenung melihat sms yang masuk di handphone Nokia X2 ku.

            “kenapa dia baru menyatakan perasaanya sekarang?”tanyaku dalam hati. “haruskah aku meninggalkan iman yang setia bersamaku sejak dua tahun yang lalu?”tanyaku lagi dalam hati. Iman adalah kekasihku yang baik saat ini, ia mau melakukan apa saja asalkan aku bahagia, meski begitu aku tak bisa berbohong bahwa revan pun adalah orang yang aku cintai dan kukagumi.

Aku terdiam seketika, ku coba tuk membalas pesan smsnya. Sebelumnya ia bertanya kepadaku, “apakah masih ada tempat dihatiku untuknya?” Begitu katanya pesan yang masuk di handphone ku.

“maaf aku tak lagi sendiri sekarang,..”ujarku dalam isi pesan yang akan ku balas untuknya. Aku bingung, apakah pesan sms yang kubalas nanti akan membuat dia menjauh dariku.

“oh tidak, ini tak boleh terjadi”. Hatiku menggerutu. Tapi Ia sangat tampan, baik dan berpendidikan kurang apalagi dari dia. Sambil menatap layar handphoneku, ku delete semua sms yang akan ku kirim kepadanya. Tanpa berfikir panjang, lalu ku balas smsnya dengan kata-kata indah “aku sebenernya telah menunggumu sejak beberapa tahun yang lalu, kenapa kamu baru datang sekarang?”.

Belum sempat ku kirim, Tiba-tiba,..

Tit, tut, tet, tot, suara sms masuk di handphone ku. Ku simpan sms tadi yang akan ku kirim ke revan di draft.

ternyata itu dari ridwan, pacarku “lagi apa cinta?”ujar ridwan dalam pesan singkat kepadaku. Tiba-tiba Hatiku mulai berdebar tak karuan, seakan ridwan tau apa yang kulakukan. Aku bingung, ku abaikan saja smsnya, kusimpan kembali isi balasan yang akan ku kirim ke ridwan di draft.

“dia atau ridwan?”hati kecil ku mulai bertanya-tanya kepada diriku sendiri. Aku bingung.

Tak terasa perasaan yang bingung membuatku mengantuk tak tertahan. Tak tersadarkan aku pun tertidur lelap dengan nyenyak. Sampai ketika aku merasakan ada orang yang mengelus-elus kepalaku sehingga membuatku nyaman dan tenang. Dengan perlahan kubuka mataku dengan pasti, aku ingin lihat siapa Orang yang membuatku nyaman saat dielus-elus olehnya. “oh tidak mungkin...” teriak dalam hatiku. Bagaimana bisa revan datang masuk ke kamarku, bagaimana dia bisa masuk ke kamarku? Hatiku mulai bergerutu dengan sejuta pertanyaan yang membuatku bingung dengan apa yang ku alami saat ini. Wajahnya yang tampan membuatku lupa akan semuanya. Dia begitu tenang, dan membuatku merasa nyaman. Belum puas ku menatap ketenangan matanya, tiba-tiba dia berdiri dan menatapku dengan senyuman manis. Wajah yang tampan ditambah  hidung yang mancung serta mata yang indah ia pancarkan tatapannya kepadaku. Akan tetapi, tiba-tiba ia memalingkan badannya dan pergi begitu saja. Aku sedih. Melihat dia meninggalkanku pergi begitu saja.

Tiba-tiba,..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun