Guru bukan sekadar orang yang menyampaikan materi. Guru adalah penjaga warisan ilmu, penanam nilai, dan penuntun arah hidup murid-muridnya.
bagi murid, guru adalah lentera. Tapi lentera itu tak selalu terang karena sinarnya, terkadang ia bersinar karena terbakar oleh keikhlasan. kita mungkin hanya melihat mereka berdiri di kelas, tapi di balik itu ada banyak air mata, doa, dan  perjuangan yang tidak pernah tampak.
Imam As-Syafi'i rahimullah berkata:
"Aku membuka lembaran-lembaran kitab di depan guruku seperti aku membukanya di depan Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam."
(ucapan ini menunjukkan betapa agungnya penghormatan murid kepada guru.)
Sementara itu, Imam Ahmad bin Hambal pernah berkata:"Aku mendoakan guruku seperti aku mendoakan kedua orang tuaku."
Betapa dalamnya cinta dan hormat para ulama kepada guru. Mereka tahu bahwa ilmu tak hanya ditransfer lewat lisan, tapi lewat adab dan keberkahan hubungan murid dengan guru.
Wahai murid, janganlah kalian menilai guru dari gaya bicaranya saja. kadang, justru kalimat paling sederhana dari guru bisa menjadi bekal seumur hidup. Jaga adab, bukan hanya saat di kelas, tapi juga di luar. karena terkadang barokah ilmu datang bukan dari isi pelajarannya, tapi dari akhlak kita terhadap beliau.
Syekh Zarnuji dalam Ta'limul Muta'allim berpesan: "Seorang murid tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memuliakan ilmu dan ahlinya."
Wahai guru, menjadi guru adalah tanggung jawab besar. Bukan hanya soal kecerdasan, tapi tentang keteladanan dan keikhlasan.
Imam Al-Ghozali berkata: "Seorang guru sejati adalah yang mengajar karena ingin mendekat kepada Allah, bukan karena ingin dipuji atau dilihat."