Sosiologi modern melihat bahwa keamanan bukan hanya urusan struktural, tetapi juga kultural. Keamanan akan kuat jika warga memiliki rasa memiliki (sense of belonging) terhadap lingkungannya. Ronda adalah cara paling konkret untuk menumbuhkan rasa memiliki itu: dengan kehadiran fisik, interaksi, dan tanggung jawab bersama.
Siskamling adalah panggung sosial tempat warga belajar demokrasi, kebersamaan, dan kepedulian. Dari tawa hingga ketegangan malam, lahirlah rasa aman yang tumbuh karena dijaga bersama.Â
Lebih jauh, siskamling juga menjadi ajang pendidikan kewargaan. Di sinilah nilai-nilai demokrasi lokal dijalankan, giliran jaga dibagi adil, keputusan ronda diambil musyawarah, dan tanggung jawab dibagi rata. Ini sejalan dengan teori Habermas tentang ruang publik, di mana warga berinteraksi dalam komunikasi rasional tanpa dominasi.
Kita seringkali lupa bahwa keamanan sejatinya adalah hasil dari keterlibatan sosial, bukan hanya fasilitas teknis. CCTV, portal, atau satpam hanyalah instrumen tambahan. Hal yang utama adalah kesediaan warga saling menjaga. Ronda, dalam bentuk sederhana sekalipun, mengembalikan manusia pada peran sosialnya. Makhluk kolektif yang tak bisa hidup sendiri.
Dalam konteks Indonesia, revitalisasi siskamling penting dilakukan, bukan untuk menolak modernisasi, melainkan untuk mengintegrasikannya. Pos ronda bisa dipadukan dengan teknologi digital, sistem informasi warga, hingga koordinasi cepat via aplikasi. Dengan demikian, nilai-nilai lama tentang gotong royong dapat bertransformasi mengikuti zaman.
Akhirnya, siskamling adalah wajah lain dari masyarakat Indonesia yang masih menyimpan semangat kohesi sosial. Ronda malam, meski sederhana, adalah manifestasi bahwa keamanan adalah produk dari solidaritas. Ia menyatukan warga dalam tawa, tegang, dan rasa aman yang dibangun bersama. Sebuah warisan budaya yang layak dirawat sebagai fondasi keamanan sosial di era modern.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI