Kita tak kalah karena lemah fisik, tapi karena belum kuat berdiri saat dunia mulai menyorot dan menekan.Â
Mari kita tanamkan dalam benak para pemain muda kita: menjadi juara bukan tentang tidak pernah kalah. Tapi tentang bagaimana bangkit setiap kali jatuh. Kita perlu lebih banyak pelatihan mental, lebih banyak sesi psikologi olahraga, lebih banyak pembiasaan tekanan. Federasi dan pelatih tidak bisa bekerja sendiri. Keluarga, sekolah, klub lokal harus mulai menanamkan sportivitas dan daya juang sejak usia dini. Karena mental juang adalah karakter yang ditempa jauh sebelum peluit dibunyikan.
Sebagai bangsa besar, kita tak kekurangan talenta. Tapi talenta tanpa mentalitas adalah seperti mobil sport tanpa bahan bakar. Kita harus mulai memperlakukan mental juang seperti bagian dari strategi utama. Karena di lapangan, mentalitas bisa mencetak gol sebelum bola bergulir.
Mari kita beri dukungan, bukan hanya kritik. Mari kita pastikan bahwa dari kekalahan ini, lahir tim yang lebih kuat secara mental. Karena dalam sepak bola, seperti dalam hidup, hanya mereka yang terus berjuanglah yang akhirnya akan menjadi juara sejati. Dan itu, adalah mimpi yang masih mungkin kita raih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI