Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Diary ke Tradisi Menulis, Membuka Mata dan Hati Lewat Kata

23 Februari 2025   18:01 Diperbarui: 23 Februari 2025   18:01 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis diary sebagai terapi emosional seseorang dalam pengenalan isu-isu sosial (Sumber: jawapos.com)

Menulis adalah keterampilan yang tak hanya diwariskan, tetapi juga dibentuk dari kebiasaan. Salah satu cara paling sederhana untuk menumbuhkan kebiasaan menulis adalah dengan mencatat peristiwa sehari-hari dalam diary atau catatan harian. Meskipun tampak sepele, aktivitas ini bukan hanya sebatas menuliskan pengalaman pribadi, tetapi juga menjadi langkah awal dalam membangun tradisi literasi yang lebih besar.

Di era digital, banyak orang lebih suka membagikan pemikirannya melalui media sosial. Namun, menulis dalam diary memiliki keunikan tersendiri. Diary adalah ruang pribadi yang jujur, reflektif, dan bebas dari tekanan publik. Di sinilah seseorang dapat berlatih menuangkan pemikiran tanpa takut dihakimi, sehingga membentuk kedekatan dengan kata-kata dan melatih ketajaman observasi terhadap realitas sekitar.

Menulis diary bukan sekadar mencatat kejadian, tetapi juga belajar memahami emosi, menganalisis situasi, dan membangun perspektif yang lebih luas. Misalnya, seseorang yang rutin menulis catatan harian akan lebih peka terhadap perubahan sosial di sekitarnya. Hal itu mulai dari harga kebutuhan pokok yang melonjak, kebijakan pemerintah yang memengaruhi kehidupan sehari-hari, hingga cerita kecil tentang perjuangan masyarakat menghadapi tantangan hidup.

Dalam dunia jurnalistik, mencatat peristiwa kecil yang tampak remeh seringkali menjadi cikal bakal lahirnya tulisan-tulisan besar. Banyak jurnalis, penulis buku, dan akademisi memulai perjalanannya dengan kebiasaan mencatat kehidupan di sekitar mereka. Fakta-fakta yang dulu tampak tidak penting, ketika dikumpulkan dan ditelaah lebih lanjut, bisa menjadi laporan investigatif, buku inspiratif, atau bahkan kebijakan publik yang berdampak luas.

Menulis diary bukan sekadar mencatat kejadian, tetapi melatih kepekaan dan membuka mata terhadap dinamika sosial di sekitar kita.

Selain itu, menulis diary juga melatih disiplin dan konsistensi. Seperti halnya olahraga yang harus dilakukan rutin agar tubuh tetap sehat, menulis pun membutuhkan latihan terus-menerus agar pikiran tetap tajam. Seseorang yang terbiasa menulis setiap hari akan lebih mudah mengembangkan ide, merangkai argumen, dan menyampaikan gagasan dengan sistematis.

Bagi banyak orang, menulis diary juga menjadi terapi yang ampuh dalam mengelola stres dan kecemasan. Ketika perasaan dituangkan dalam tulisan, beban pikiran menjadi lebih ringan, dan seseorang bisa melihat masalah dari sudut pandang yang lebih objektif. Tidak jarang, dari tulisan-tulisan reflektif itu muncul solusi kreatif yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Lebih dari sekadar kebiasaan pribadi, menulis diary dapat berkembang menjadi sebuah tradisi yang lebih besar, yaitu menuliskan realitas sosial. Sejarah membuktikan bahwa banyak karya besar lahir dari catatan harian yang awalnya bersifat pribadi. Buku-buku seperti "The Diary of Anne Frank" atau catatan perjalanan jurnalis dunia menunjukkan betapa pentingnya kebiasaan menulis dalam merekam dinamika kehidupan dan perubahan sosial.

Di tengah arus informasi yang serba cepat, kita membutuhkan lebih banyak individu yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu masyarakat. Menulis diary bisa menjadi langkah awal dalam membangun kepekaan terhadap masalah-masalah di sekitar, baik dalam skala kecil seperti interaksi antarwarga maupun dalam skala besar seperti kebijakan nasional dan global.

Dari kebiasaan sederhana mencatat keseharian, lahir tradisi menulis yang mampu mengubah dunia.

Menjadi seorang penulis yang berpengaruh tidak selalu dimulai dengan ide besar. Banyak penulis terkenal justru memulai perjalanan mereka dengan kebiasaan mencatat kehidupan sehari-hari. Dari hal-hal kecil yang ditulis secara rutin, seseorang dapat menemukan pola, menyusun analisis, dan akhirnya menuliskan gagasan yang lebih luas untuk kepentingan publik. Oleh karena itu, mari kita biasakan menulis. Menulis bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia. Jangan ragu untuk mencatat, merekam, dan menafsirkan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Siapa tahu, kebiasaan sederhana menulis diary hari ini bisa menjadi gerakan literasi yang besar di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun