Mohon tunggu...
M. Izzul Islam AN
M. Izzul Islam AN Mohon Tunggu... Guru dan Dosen

pria yang lahir di Jombang 16 April 1996. Mempunyai nama panggilan Amik atau juga biasa dipanggil Izzul menghabiskan jenjang Pendidikan menengahnya di alam terbuka. Ia pernah beberapa kali nyantri kilat di beberapa pondok pesantren seperti Pesantren Al Falah Ploso Kediri, dan Pesantren Al Anwar sarang Rembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi dan konsistensi Bahrul Ulum dalam menyambut usia ke 2 abad: Mewariskan daya juang, Berkhidmah membangun peradaban

24 April 2025   10:55 Diperbarui: 24 April 2025   10:50 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang memiliki peran signifikan dalam perjalanan bangsa. Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama, pesantren menjadi pusat pembelajaran agama Islam, pembentukan akhlak, serta penyebaran nilai-nilai keislaman yang moderat. Dalam konteks global, pondok pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan, tetapi juga menjadi tempat pengembangan intelektual, sosial, dan kebudayaan yang berkontribusi pada peradaban dunia. Di Indonesia, pondok pesantren merupakan bagian penting dari masyarakat. Pesantren tidak hanya mencetak ulama, tetapi juga tokoh-tokoh nasional, pemimpin daerah, intelektual, hingga aktivis sosial. Dalam tulisan ini, kita akan membahas peran umum pondok pesantren serta fokus khusus pada salah satu pesantren tertua dan paling berpengaruh, yaitu Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Pondok pesantren memiliki akar yang sangat tua dalam sejarah Islam di Indonesia. Pesantren pertama kali berkembang seiring dengan masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-13. Sejak masa itu, pesantren menjadi wadah penyebaran Islam yang damai dan inklusif. Pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan Al-Qur'an, hadits, fiqih, tasawuf, dan berbagai disiplin ilmu agama lainnya.

Pesantren juga berkembang sebagai pusat kebudayaan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pada masa kolonial, pesantren turut serta dalam perjuangan melawan penjajahan, baik melalui jalur pendidikan maupun perlawanan fisik. Ciri khas pesantren adalah sistem pendidikan yang berbasis asrama (boarding school), di mana para santri tinggal, belajar, dan dibina secara langsung oleh para kiai atau ulama. Model pendidikan ini memungkinkan pesantren membentuk kepribadian santri secara utuh, meliputi aspek spiritual, intelektual, dan sosial. Kurikulum pesantren umumnya berbasis kitab kuning, tetapi banyak pesantren modern yang juga mengadopsi ilmu-ilmu umum untuk menjawab tantangan zaman. Pondok pesantren memiliki tiga fungsi utama dalam masyarakat:

1.Pusat Pendidikan Agama: Pesantren menjadi tempat pembelajaran agama yang mendalam, mencetak ulama dan pemimpin spiritual.

2.Pusat Dakwah: Pesantren menjadi basis dakwah Islam yang moderat, menjunjung tinggi toleransi, dan menanamkan nilai-nilai akhlak mulia.

3.Pusat Pemberdayaan Sosial: Pesantren sering kali menjalankan program pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan, ekonomi mikro, hingga kegiatan sosial lainnya.

Pondok Pesantren Bahrul Ulum, yang berarti 'Lautan Ilmu' dalam bahasa Arab, didirikan pada tahun 1825 M oleh Mbah Shoichah atau K.H. Abdul Salam, dan saat ini dipimpin oleh Dr. K.H. M. Hasib Wahab Hasbullah sebagai pengasuh utama. Salah satu pesantren salaf tertua di Jombang berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Selain itu, pesantren ini memiliki hubungan yang kuat dengan Nahdlatul Ulama, seperti yang ditunjukkan oleh K.H. A. Wahab Hasbullah, tokoh penting Pondok Pesantren Bahrul Ulum, yang merupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Pesantren ini memiliki sejarah yang erat dengan Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Salah satu tokoh pentingnya, K.H. A. Wahab Hasbullah, tidak hanya menjadi pengasuh pesantren tetapi juga merupakan salah satu pendiri NU. Hal ini memperkuat hubungan pesantren dengan NU dan pengaruhnya dalam pengembangan Islam tradisional di Indonesia. Pondok ini berdiri di Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, dan dikenal sebagai salah satu pesantren salaf tertua di Indonesia. Bahrul Ulum menjadi simbol pendidikan Islam yang kokoh dan telah menghasilkan banyak tokoh besar, baik di tingkat nasional maupun internasional.

K.H. Abdus Salam (Mbah Soihah) menyerahkan kepemimpinan Pondok Selawe kepada dua menantunya, yang keduanya adalah santrinya sendiri. Kiai Utsman dan Kiai Sa’id adalah dua menantunya. Karena banyaknya santri, mereka mendirikan pondok cabang dengan restu mertuanya. Pondok ini diubah namanya menjadi Pondok Pesantren Tambakberas selama pemerintahan K H. Hasbulloh, putra Kiai Sa'id. Pada tahun 1965, ketika K.H. Abdul Wahab Hasbullah (putra K.H. Hasbullah) memimpin, mulai tercetuslah nama Bahrul Ulum beserta logo pesantren yang terdapat surat Qur’an Al Kahfi ayat 109, hingga K.H. Abd. Wahab Hasbullah dibantu oleh adiknya K.H. Abd Hamid Hasbullah dan keponakannya K.H. Abd. Fattah Hasyim dikarenakan beliau juga berjuang diluar lingkungan Pesantren. Pada tahun 1965, saat K.H. Abdul Wahab Hasbullah, putra K.H. Hasbullah, memimpin pondok, nama Bahrul Ulum mulai tercetus bersama dengan logo pesantren yang terinspirasi dari Surat Al Kahfi ayat 109. Dalam perkembangannya, K.H. Abdul Wahab Hasbullah juga dibantu oleh adiknya, K.H. Abd Hamid Hasbullah, dan keponakannya, K.H. Abd. Fattah Hasyim, karena beliau aktif berjuang di luar lingkungan pesantren. Sejarah ini menunjukkan transformasi dari pondok sederhana menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka, yang tetap kokoh mempertahankan tradisi dan kontribusi terhadap masyarakat, khususnya melalui Nahdlatul Ulama yang turut dirintis oleh tokoh-tokoh besar dari pesantren ini di mana nilai-nilai Islam klasik tetap dipertahankan sambil membuka ruang untuk inovasi dan pembaruan.

Waktu demi waktu berjalan tak terasa kini usia Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas akan memasuki usia 200 tahun atau 2 abad, memasuki usia yang panjang, pesantren Bahrul Ulum Tambakberas telah berhasil bertahan dan menunjukkan eksistensinya dalam turut berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan peradapan dunia hal ini telah dibuktikan dengan peran santri dan alumni pondok pesantren tersebut di seluruh dunia, bahwa pondok pesantren Bahrul Ulum telah banyak melahirkan tokoh Ulama, Intelektual, cendekiawan dunia, dan pejabat baik ditingkat nasional maupun daerah, serta program pemberdayaan umat dalam memberikan peran untuk masyarakat.  Tema yang diambil dalam rangkaian perayaan 2 abad pondok Pesantren, Tambakberas ialah “Mewariskan Daya Juang, Berkhidmah Membangun Peradaban",dibawah kepemimpinan majelis pengasuh yang dinakhodai KH.Moh.Hasib Wahab pesantren ini diharapkan terus menebarkan ilmu dan akhlak mulia kepada umat khususnya santrinya sejak berdirinya. Pondok pesantren Tambakberas telah menerapkan kaidah “al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik”. Perjuangan para pendahulu dalam mendirikan dan mengembangkan pondok ini adalah warisan penting yang harus dihargai. Filosofi ini mencerminkan keseimbangan antara pelestarian nilai-nilai tradisional yang luhur dengan inovasi dan adaptasi terhadap kebutuhan modern. Pesantren ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan berbasis salaf (klasik), tetapi juga membuka ruang untuk pemikiran progresif, ilmu pengetahuan modern, dan pengembangan teknologi, menjadikannya relevan di era globalisasi.

Bahrul Ulum menapaki usia 2 abad dengan warisan perjuangan dan kontribusi peradapan. Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang kini hampir memasuki usia dua abad sejak berdirinya pada tahun 1825. Dalam perjalanan panjangnya, pesantren ini tidak hanya bertahan di tengah berbagai perubahan zaman tetapi juga terus menunjukkan eksistensi dan kontribusi yang luar biasa dalam membangun bangsa dan peradaban dunia. Tema perayaan dua abad, “Mewariskan Daya Juang, Berkhidmah Membangun Peradaban”, mencerminkan komitmen pesantren ini untuk terus menanamkan semangat juang dan pengabdian kepada umat manusia.

Pesantren Bahrul Ulum telah melahirkan banyak tokoh berpengaruh. Salah satunya adalah K.H. Abdul Wahab Hasbullah, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yang berperan besar dalam memperjuangkan Islam moderat di Indonesia. Selain itu, banyak alumni Bahrul Ulum yang menjadi pejabat pemerintah, akademisi, dan aktivis sosial. Kiprah alumni ini menjadi bukti nyata kontribusi Bahrul Ulum dalam membangun bangsa. Sebagai salah satu pesantren tertua, Bahrul Ulum memainkan peran penting dalam membentuk generasi Muslim yang berilmu dan berakhlak mulia. Pesantren ini mengajarkan kitab kuning sebagai dasar pendidikan agama, namun juga membuka ruang bagi pendidikan modern. Bahrul Ulum menjadi pelopor dalam mengintegrasikan pendidikan agama dan umum, yang memungkinkan santrinya untuk bersaing di dunia global.

Kontribusinya untuk bangsa dan dunia sejak awal berdirinya, Pondok Pesantren Bahrul Ulum telah melahirkan generasi unggul yang berperan besar di berbagai bidang. Alumni pesantren ini tidak hanya menjadi ulama yang disegani, tetapi juga intelektual, cendekiawan, dan pemimpin bangsa yang berkontribusi di tingkat nasional maupun internasional. Tokoh-tokoh seperti K.H. Abdul Wahab Hasbullah, yang juga merupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, adalah contoh nyata bagaimana pesantren ini menjadi pusat lahirnya pemimpin berkaliber dunia. Selain itu, banyak pejabat di tingkat nasional dan daerah, serta masyarakat umum, yang terinspirasi oleh nilai-nilai yang diajarkan di pesantren ini. Keberhasilan ini tidak lepas dari pengabdian Pondok Pesantren Bahrul Ulum dalam mengembangkan syi’ar Islam, Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, adalah cerminan bagaimana sebuah lembaga pendidikan Islam dapat bertahan dan relevan selama dua abad. Kontribusinya dalam mencetak ulama, intelektual, dan pemimpin bangsa menjadi warisan berharga bagi Indonesia dan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun