6. Sarana mengukur perkembangan berpikir seseorang
Ketika telah banyak tulisan yang sobat buat, cobalah untuk membacanya secara runut dari tulisan pertama sampai terakhir. Apakah ide, gagasan, dan perspektif kita mengalami perkembangan, dapat dilihat dari semua tulisan yang kita buat. Hal ini juga yang membuat kita lebih mengenal diri kita sendiri.
7. Menulis adalah bekerja untuk keabadian
Banyak orang-orang yang terkenal pandai, banyak buku yang ia baca, namun tidak pernah menulis. ilmu yang ia miliki, hanya sebagai konsumsi pribadinya. Ketika ia telah meninggal, tidak ada satupun sisa dirinya yang dapat kita rasakan. Berbeda dengan penulis-penulis terkenal seperti Pramoedya ananta Toer, Imam Ghazali, Plato dan lain-lain. Mereka telah lama meninggal, namun seakan-akan para penulis ini dapat berbicara lewat tulisan yang kita baca. Sehingga mereka akan abadi selama masih banyak orang yang mendapatkan manfaat dari tulisannya.
Kurang lebih itulah hal-hal yang menjadi alasan kita untuk menulis. Mungkin pada awalnya kita akan kesulitan dalam menemukan ide, mengolah kata, dan membutuhkan banyak waktu untuk menulis satu tulisan. Namun lama-kelamaan, dengan latihan secara konsisten, nama kita akan dikenal sebagai seorang penulis yang memiliki karya bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H