Mohon tunggu...
Muhammad ilham
Muhammad ilham Mohon Tunggu... Lainnya - Singlenying

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Novel Hujan

17 Mei 2020   20:44 Diperbarui: 17 Mei 2020   20:52 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Hujan" Tere liye

Epilog

Di televisi, pemimpin empat negara mengumumkan tentang proyek kapal raksasa tersebut. Umat manusia akan tetap bertahan hidup. Tidak di permukaan, tetapi di angkasa luar. Sementara bagi yang tinggal, telah tiba masanya untuk benar-benar bekerja sebagai satu umat manusia, menghadapi masa masa sulit dengan saling mengutamakan kepentingan bersama. 

Penonton di rumah, di asrama, di panti, dikantor, berpegangan tangan mendengar seruan itu. 

Satu bulan kemudian, esok dan lain menikah, di tengah erik matahari. 

Esok mengenggam erat jemari lail, berbisik "kita akan melewati musim panas bersama". Aku tidak akan meninggalkan mu lagi. "


Lail mengangguk. Wajahnya terlihat sangat bahagia. 

Kutipan yang dibaca maryam benar. Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tetapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat erat semua hal menyakitkan yang mereka alami. 

Eljah yang telah menangani ratusan pasien juga benar. Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tetapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima dia tidak akan pernah bisa melupakan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun