Di tengah keberagaman agama dan budaya mahasiswa Universitas Andalas, isu moderasi beragama menjadi hal yang semakin relevan untuk dibicarakan. Apalagi, kampus adalah tempat ideal untuk belajar hidup berdampingan dalam perbedaan. Tapi pertanyaannya, apakah kampus sudah cukup mendukung eksistensi dari moderasi beragama?
Lewat sebuah kuesioner yang telah kami sebar, terdapat 49 responden dari berbagai fakultas. kami mencoba meninjau sejauh mana mahasiswa Universitas Andalas mengetahui apa itu agama dan moderasi beragama serta sejauh mana mahasiswa Universitas Andalas bersikap netral dan apakah sikap itu sudah cukup untuk membangun kehidupan beragama yang harmonis?.
Kami juga melakukan wawancara secara langsung kepada mahasiswa secara acak dari berbagai fakultas. Dari 11 narasumber yang kami wawancarai, terdapat 2 narasumber yang merasa moderasi dan netralitas di Universitas Andalas masih sangat perlu diperhatikan
Apa Kata Mahasiswa?
Dari hasil kuesioner, mayoritas mahasiswa (sekitar 98%) merasa kampus sudah memberikan ruang yang cukup bagi mereka untuk menjalankan aktivitas keagamaan masing-masing. Sementara itu dari hasil wawancara, seorang narasumber mengatakan bahwa di Universitas Andalas sejauh ini mungkin sudah menerapkan moderasi itu sendiri namun eksistensi nya masih kurang terlihat. Namun, 2 orang narasumber lain mengatakan bahwa netralitas dan moderasi di Universitas Andalas masih perlu diperhatikan.
Hal ini berdasarkan pengalaman pribadi mereka yang melihat salah satu "organisasi besar" di kampus yang lebih berpihak kepada mahasiswa yang beragama islam dan memiliki track record di organisasi islam atau memiliki image "alim" dikampus. Dimana hal tersebut seharusnya tidak dibenarkan untuk dalam hal organisasi yang bersifat umum. Karena hal itu dapat menurunkan eksistensi dari moderasi beragama di Universitas Andalas dan membuat mahasiswa yang non-muslim atau bahkan mahasiswa muslim itu sendiri tetapi tidak memiliki image "alim" merasa didiskriminasi atau dikucilkan.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Dari Pesan dan Saran beberapa narasumber terkait moderasi dan netralitas di Universitas Andalas, mereka menyarankan agar eksistensi dari moderasi dan netralitas di kampus lebih ditekankan lagi. Kita harus saling menghargai, mendukung, dan saling merangkul satu sama lain. Dengan begitu maka lingkungan kampus yang harmonis dan aman untuk menjalankan agamanya masing masing.
Kita Semua Punya Peran
Kehidupan kampus yang inklusif dan moderat bukan hanya tanggung jawab birokrat atau dosen. Kita juga punya peran besar di dalamnya. Karena pada akhirnya, moderasi beragama bukan tentang apa agama yang paling banyak atau paling aktif, tapi bagaimana kita bisa hidup berdampingan tanpa saling curiga.