Mohon tunggu...
Muhammad Husni
Muhammad Husni Mohon Tunggu... Akuntan - Accountant

Dunia hanya sementara

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kemarau Panjang di Tengah Pandemi: Siapa takut

11 September 2021   17:10 Diperbarui: 11 September 2021   17:15 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan adanya potensi kekeringan meteorologis di beberapa kabupaten/kota berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) dengan kategori sangat panjang dan ekstrem panjang.

Kategori HTH sangat panjang artinya selama 31-60 hari tanpa hujan. Sementara, kategori ekstrem panjang Hari Tanpa Hujan terjadi lebih dari 60 hari berturut-turut tanpa hujan. Tidak dipungkiri hal yang sama terjadi di setiap kabupaten/kota di Sulawesi selatan, khususnya di Kabupaten Jeneponto (Kabupaten yang identik dengan suhu panas dan kemarau yang berkepanjangan).

Terlepas dari suhu panas, lahan kering dan kemarau berkepanjangan, masyarakat Jeneponto yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kerap dilanda gagal panen yang disebabkan kekeringan sebagai dampak dari kemarau dan berdampak pada pendapatan masyarakat sehingga mereka harus bekerja lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ditambah dengan pandemi covid 19. Kondisi ini tidak bisa kita hindari sebab kita berada di negara yang memiliki iklim tropis dan berada di garis khatulistiwa.

Dalam menghadapi musim kemarau dan pandemi covid 19 ini, masyarakat Jeneponto khususnya di dusun Bontomanai mencoba membudidayakan tanaman buah naga dengan harapan menambah penghasilan sebagai bentuk adaptasi menghadapi kemarau yang panjang. Buah naga merupakan tanaman yang baru dibudidayakan 5 tahun terakhir dan bernilai ekonomis tinggi.


Awalnya masyarakat menganggap budidaya buah naga dianggap tabu, karena tergolong tanaman yang baru di daerah ini. Tetapi ada beberapa petani yang mencoba membudidayakan dan tidak mendengar komentar negatif dari masyarakat lain sampai dengan tanaman buah naga tumbuh subur dan berkembang hingga saat ini.


Sampai saat ini, tanaman buah naga menjadi salah satu harapan masyarakat dalam mendapatkan pundi-pundi rupiah di tengah musim kemarau dan pandemi yang melanda. Di samping itu, buah naga menjadi solusi pemenuhan vitamin demi meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi.


Penanaman buah naga tergolong mudah, cukup dengan menanam batang buah naga lengkap dengan tiangnya disertai tambahan pupuk kandang. Tanaman ini cenderung menyukai tanah bebatuan dan kondisi cuaca yang panas (cocok untuk daerah Jeneponto) yang selama ini dikenal sebagai daerah dengan cuaca panas.


Tanam ini juga bisa dibudidayakan di pekarangan rumah yang disinari matahari langsung serta tidak ada perawatan khusus. Hal unik tanaman ini adalah, semakin panas suhu maka semakin lebat berbuah. Sehingga menanam pohon buah naga merupakan solusi dalam menghadapi kemarau panjang apalagi di tengah pandemi covid 19 saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun