Mohon tunggu...
Hashfi Yakob
Hashfi Yakob Mohon Tunggu... Pekerja Magang -

Seorang Anak/Muslim/Pelajar/Penikmat Hidup/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kangennya Acara TV dulu (Angk 90an)

8 Februari 2016   22:18 Diperbarui: 8 Februari 2016   22:21 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ntah kenapa, setiap saya menyalakan televisi dan saya melihat berbagai acara pada jam prime time (17.00-21.00), saya selalu merasa kesal sendiri. Acara sinetron anak yang masih sekolahan yang terlalu cepat dewasa, acara debat kusir yang provokatif dan memancing emosi, kasus kopi yang tidak ada ujungnya, acara komedi dengan orang yang baru belajar lawak. Aduh, semua acara tersebut hanya membangun rasa pesimis saya, mau jadi apa Masyarakyat Indonesia kalau tontonannya seperti ini. Mau nonton pertandingan bola, kayaknya lebih lama iklannya dibanding pertandingannya, gila acara tv sekarang. Kangen saya acara televisi dahulu.

Dahulu saluran TV tidak sebanyak sekarang dan acara yang ditayangkanpun memang berorientasi kepada hiburan, edukatif, informatif, dan tentu saja bisnis. Namun porsinya seimbang dan tidak mengejar rating semata. Orang tua dahulu tidak merasa khawatir karena anaknya menonton TV, yah itu karena acara tv dahulu menghibur dan mengedukasi. Kalau sekarang, seharusnya orang tua waspada, karena acara tv entah itu sinetron, berita, bahkan acara talk show tidak ada yang bisa mendidik ataupun yang bisa menjadi contoh. Orientasi saluran TV sekarang sepertinya sudah bergeser untuk mengejar rating dan bisnis semata, sehingga sifat edukasi dan informatif disampingkan. Tidak heran Acara di TV Kabel menjadi alternatif untuk di tonton.

 Saya masih ingat beberapa acara televisi yang menjadi ciri khas dari saluran televisi tersebut. Saluran Indonesiar, saya mengenalnya dengan acara-acara kolosal tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia, ada acara Angling Dharma, Dendam Nyi Pelet, dan tentu saja Misteri Gunung Merapi dengan tokoh terkenalnhya Mak Lampir. Lalu RCTI yang terkenal dengan sinetron-sinetron yang mengurai air mati ada Keluarga Cemara, Liontin, Bidadari, dan Kisah sedih di hari minggu. Ada SCTV, dengan sinetron-sinetron dengan tema yang anti-mainstream (jaman dulu) seperti Disini Ada Setan, Lorong Waktu, Kiamat Sudah Dekat. Jika kita butuh acara yang bisa bikin kita ketawa, kita bisa menonton TPI (sekarang MNC), ada acara Ngelaba, Chating, dan API atau kita juga bisa menonton Trans TV dengan sitkom seperti Bajai Bajuri lalu ada Extravaganza yang siap mengocok perut anda. Karena kekhasan tersebut maka setiap saluran memiliki penontonnya.

Bagi anak-anak jaman dulu, hari minggu adalah seperti hari besar, dimana mereka tidak mau diganggu dan fokus untuk menonton televisi. Hal ini karena acara televisi yang ditayangkan oleh beberapa atau mayoritas saluran televisi menayangkan kartun atau anime. Acara yang ditampilkan pun memang layak dan pantas untuk ditayangkan kepada anak-anak. Acara kartun atau anime yang ditayangkan pun dimulai dari pagi hari hingga siang hari. Ada acara Digimon, Pokemon, Detective Conan, Gundam, Doraemon, Patlabor, BTX, dll. Akan tetapi terkadang saya kesal kepada RCTI, yang kadang-kadang menayangkan pertandingan Tinju di pagi hari, karena saya tidak bisa menonton kartun atau anime favorit saya. Acara-acara anak di hari minggu pada jaman dulu bagi sebagian orang yang menikmatinya itu merupakan best moment yang tidak terlupakan dan hari yang istimewa.

Acara televisi dahulu, lebih banyak meninggalkan kesan dan pesan yang luar biasa, bahkan aktor dan aktris yang memerankannya pun, bisa dikatakan merupakan public figure yang memang seharusnya menjadi panutan dan memang terseleksi. Hal-hal inilah yang membuat saya kangen dengan acara televisi dahulu. Mereka lebih beragam dan beradab untuk ditonton.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun