Test Buriram yang dilaksanakan pada tanggal 12 hingga 13 Februari telah usai, test yang sama seperti sepang test beberapa waktu lalu, yaitu digunakan para tim untuk menemukan konfigurasi mesin, paket aero pada body motor. Test tersebut (Sepang dan Buriram), merupakan test pra-musim 2025.
Ada 2 hal yang menurut saya menarik pada test Buriram pada hari Rabu dan Kamis lalu, yang pertama adalah Marc Márquez yang pada hari pertama dan kedua menunjukkan taringnya, memimpin tercepat pada sesi latihan hari pertama dengan catatan waktu hasil akhir 1:29.184 menit, Marc Márquez yang merupakan mantan pembalap Honda yang kemudian bergabung ke Ducati dengan tim Gresini Racing pada musim 2024 lalu, yang pada musim 2025 ini bergabungke tim pabrikan Ducati yaitu Ducati Lenovo dengan rekan satu timnya yaitu Francesco Bagnaia,
pada hari kedua Marc Márquez kembali memimpin tercepat dengan catatan waktu 1:28.855,
akan tetapi konfigurasi mesin yang digunakan oleh Ducati ini bukanlah konfigurasi 2025 melainkan konfigurasi 2024,. Dikutip garudatv dari motosan es “Ketika saya siap, saya punya masalah yang saya definisikan sebagai (evaluasi) tambahan dibandingkan dengan apa yang sudah menjadi perhatian kita,”. Hal ini menjelaskan bahwa maupun Marc Márquez atau Francesco Bagnaia akan menggunakan konfigurasi 2024 untuk 2 musim mendatang hal ini disampaikan oleh Kepala tim Ducati Davide Tardozzi, “Keputusan sudah dibuat dan kami akan menggunakan mesin 2024 untuk dua musim ke depan. Saya pikir sangat sulit untuk meningkatkan GP24 , kami mencoba, tetapi pada akhirnya kami tidak menemukan apa yang kami harapkan dan Gigi tidak ingin mengambil risiko itu . ”, dikutip dari motosan.es ucap Kepala tim Ducati tersebut pada wawancaranya dengan motogp.com. Dikarenakan mesin yang dipakai pada musim 2025 akan dipakai hingga musim 2026, yang dimana ini merujuk pada pembekuan mesin untuk musim 2025 dan 2026 yang mengharuskan tim-tim memakai mesin 2026 yang sama seperti yang digunakan pada 2025, hal ini merujuk pada regulasi baru 2027 yang merubah kapasitas mesin yang awal mula nya 1000cc turun menjadi 850cc, akan tetapi pembekuan mesin hanya berlaku untuk tim Ducati, Aprilia, dan juga KTM, untuk Honda dan Yamah mereka tidak terkena efek pembekuan mesin. Tim-tim seperti Ducati, Aprilia, dan juga KTM terkena pembekuan mesin dikarenakan pada sistem konsesi, Ducati memiliki peringkat “A”, sedangkan untuk Aprilia dan juga KTM memiliki konsesi peringkat “C”, untuk Honda dan Yamaha memiliki konsesi peringkat “D” yang dimana pada peringkat ini Honda dan Yamaha diberi kesempatan untuk tetapi bisa mengembangkan mesin hingga 2026 guna mengejar ketinggalan pada ajang balap karena seperti yang kita tahu bahwa Honda dan Yamaha saat ini sedang mengalami kesulitan untuk menggapai peringkat atas pada setiap balapannya. Memang terlihat tidak adil akan tetapi hal ini sudah setara dengan kemampuan setiap pabrikan terlebih Ducati sedang sangat buas-buasnya saat ini.
Hal kedua yang akan saya bahas setelah membahas Ducati diatas adalah Honda yang pada test pra-musim kemarin memperlihatkan kemajuan dari pengembangan motor mereka, hal ini diperlihatkan pada hari pertama pengetan dengan pembalap Honda yang finish di peringkat 10 besar, yaitu Luca Marini dengan finish pada peringkat 6 dengan catatan waktu 1:29.928, lalu ada Johan Zarco yang finish pada peringkat 7 dengan catatan waktu 1:29.961,
dan pada sesi pengetesan hari kedua Honda kembali tembus 10 besar memalui salah satu pembalapnya yaitu Joan Mir, Joan Mir menduduki peringkat 10 besar dengan perolehan catatan waktu 1:29.399 dan menduduki peringkat 6,
dengan begitu walaupun belum bisa tembus peringkat 3 besar akan tetapi ini adalah suatu kemajuan Honda dari tahun kemarin. Honda pada tahun lalu bisa dikatakan sangat sengsara terlebih Honda baru tembus 10 besar pada seri balapan Mandalika melalui pembalap LCR Honda yakni Johan Zarco, memang ini belum bisa dianggap kemajuan yang sangat “maju” akan tetapi Honda saat ini sudah “baik”, memang membuat suatu perkembangan atau kemajuan itu tidaklah semudah membalikkan sendok akan tetapi ini adalah sebuah proses terlebih Honda kedatan 2 test rider baru yaitu Aleix Espargaró mantan pembalap Aprilia dan juga Takaaki Nakagami yang merupakan mantan pembalap LCR Honda, dan juga mereka kedataan Direktur Teknisi baru yaitu Romano Albesiano seorang mantan teknisi Aprilia, hal ini jelas bahwa Honda sangat serius untuk kembali “keatas”. Memang 2 hal menarik yang saya bahas adalah dari beberapa hal menarik yang terjadi pada test pra-musim kemarin. Apakah Honda akan kembali kepuncak? Kita tidak ada yang tahu karena jika Honda 1 langkah ke depan maka tim lain juga sama, tetapi semua pasti mengharapkan yang terbaik.