Mohon tunggu...
Muhammad Fajar Ilfansyah
Muhammad Fajar Ilfansyah Mohon Tunggu... UIN Raden Intan Lampung

Mahasiswa/Penggiat Sejarah Sosial dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pop Culture: Simbol Pergerakan Generasi Muda

17 September 2025   07:30 Diperbarui: 16 September 2025   12:18 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kibaran Bendara One Piece di bawah Merah Putih ketika menjelang 17 Agustus Kemarin sebagai bentuk kritik rakyat terhadap pemerintah. Sumber: en.tempo.

Sejak akhir Agustus hingga sekarang awal September, aksi protes yang digalang oleh para Gen-Z (mereka kelahiran kisar tahun 1997-2012) terhadap pemerintah telah terjadi di beberapa negara, sejauh ini aksi tersebut dimulai dari Indonesia pada 25 Agustus hingga 1 September yang kemudian melahirkan tuntutan 17+8 yang menjadi aspirasi kolektif massa pendemo.

Berlanjut pada 4 September, negara Nepal pun memulai aksi massanya didasari akan protes massa terhadap pemblokiran media sosial di negara tersebut, aksi ini pun sama-sama digerakan oleh Gen-Z yang akhirnya melengserkan rezim pemerintahan lama, dan sekarang negara tersebut pun di pimpin oleh pemerintahan sementara yang dipilih oleh massa, yang kebanyakan adalah anak muda.

Tidak hanya di benua Asia, beberapa negara di belahan Eropa pun melakukan aksi yang sama, dengan penggerak oleh generasi yang sama juga, yaitu generasi muda. Terhitung di Prancis juga melakukan aksi yang sama.

Aksi-aksi itu selain di gerakan oleh para Gen-Z, kesamaan lain yang menjadikannya unik adalah penggunaan pop culture sebagai simbol perlawanan, dalam hal ini adalah bendera One Piece. Fenomena ini mengingatkan pada bagaimana budaya pop sering menjadi sarana kritik. Dalam artikel "Budaya Pop dan Politik: Analisis Semiotik Terhadap Penampilan Iwan Fals di TRANS TV, 4 April 2004" karya Pawito tahun 2004 silam, mencatat bahwa pada saat itu, lagu-lagu karya musisi Iwan Fals yang kental akan muatan kritik terhadap sosial, budaya, politik, bahkan pendidikan menjadi sarana kalangan muda kala itu untuk menyuarakan aspirasi mereka. Dan kini peran itu pun beralih menjadi media ANIMANGA Jepang, dan salah satunya adalah One Piece.

Manga/Anime karya Eiichiro Oda ini terbit sejak 1997, menceritakan petualangan kru bajak laut Topi Jerami yang menentang kekuasaan dunia penuh korupsi dan penindasan. Gambaran World Government dan Marine dalam seri ini kerap dipandang paralel dengan kondisi dunia nyata yang dinilai tidak adil. Nilai-nilai seperti kebebasan, solidaritas, dan keberanian melawan penindasan yang terdapat dalam seri One Piece ini, menjadikan One Piece lebih dari sekadar karya fiksi. Ia berubah menjadi simbol perlawanan yang menyatukan berbagai latar belakang, bahasa, dan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun