Mohon tunggu...
Muhammad Faiqul Akmal
Muhammad Faiqul Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Pendidikan Sosiologi Antropologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hilangnya Etika dan Moral karena Fanatisme

24 Oktober 2021   22:01 Diperbarui: 24 Oktober 2021   22:38 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.boombastis.com 

Seperti yang kita ketahui paham atau sikap atau perilaku yang membagikan ketertarikan secara berlebihan terhadap sesuatu disebut fanatisme. Sering fanatik ini juga akan mempengaruhi kehidupan seorang. Mereka yang sudah memiliki pikiran seperti ini akan berusaha mencari tahu hal tentang bidang yang waktu itu juga sedang mereka cintai. Berdasarkan Winston Churchill, "Seseorang fanatisme tidak akan mampu membarui pola pikir dan  tidak akan membarui haluannya". Mampu dikatakan seorang yang fanatik mempunyai standar yang ketat pada pola pikirnya dan cenderung tidak mau mendengarkan opini juga inspirasi yang dianggapnya bertentangan.

Salah satu asal mula orang mampu berfantik ini sebab kemajuan teknologi seperti saat ini yang pula serba menyampaikan kemudahan pada memperoleh suatu isu ataupun informasi. Akibat buruknya artinya terkadang akan praktis disalah artikan oleh beberapa orang. Kecintaan dan informasi yang berlebih pula akan mendorong suatu individu pada sesuatu hal yang menjadi berlebihan.

Memang banyak masyarakat kehilangan etika serta moral karena sifat kefantikan ini. Seringkali kita lihat seorang atau grup komunitas tertentu yang bersikap pada luar batas. Entah itu mengganggu fasilitas juga menduga idolanya sebagai yang kuasa. Mereka pun terkadang tidak terima menggunakan orang lain yang mengkritik sikap mereka dalam mengidolakan seorang. Fanatik yang hiperbola lah yang mengakibatkan mereka bersikap demikian. Nalar sehat pun bisa tumpul, logika bisa mendekam! Fanatisme yang berlebihan hanya akan membentuk kita mudah untuk membenci pihak lain yang berseberangan dengan paham atau keyakinan yang kita pegang. Padahal, dalam hidup ini kita akan selalu menemui disparitas, baik pada hal gagasan, pikiran, prinsip hingga pilihan. Berikut beberapa contoh jenis-jenis fanatisme di berbagai bidang.

Fanatisme etnis serta suku

Banyak masyarakat membanggakan suku yang berasal golongan orang terhormat dan merendahkan suku lain karena kesombongan dan bermegah-megahan membawa nama suku dan keturunan mereka. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya permasalahan etnis, yaitu: kepentingan yang sama diantara beberapa pihak, perebutan asal daya, sumber daya yang  terbatas, kategori atau ciri-ciri yang tidak sinkron, prasangka atau diskriminasi serta ketidakjelasan (ketidakadilan) hukum. Permasalahan antar etnis karena beberapa etnis mudah di adu domba karena memang sumber daya manusia yang terbatas, yaitu minimnya etika dan moral.

Fanatisme agama

Salah satu fanatik adalah teramat kuat (perihal kepercayaan atau keyakinan) terhadap suatu ajaran Quraish berkata orang fanatik, mirip mereka yang merasa pendapatnya benar dan  menyalahkan orang lain hingga memaki atau menilai orang tersebut telah masuk neraka. Mereka juga termasuk orang suka mengkafirkan orang lain. Sebab, perbedaan pendapat itu masuk akal tapi tidak wajib bertentangan. Menurut Quraish, Setiap orang wajib mengakui itu yang benar dan masuk pada keyakinan diri tidak pada keyakinan orang lain. Jadi, tak mampu diputuskan siapa yang benar atau salah, sebab keputusan tesebut ada di Tuhan di akhirat nanti.

Fanatisme Olahraga

Seseorang tak akan beranjak dari layar kaca ketika pertandingan tim favorit meraka sedang bermain, begitu juga bagi mereka yang bisa menimati sepakbola secara eksklusif di dalam studion. Bahkan seseorang pecinta sepakbola tidak bergeming dengan harga tiket masuk yang mahal. Teriakan serta dukungan untuk tim kesayangan serta teriakan intimidasi buat tim lawan juga secara otomatis akan menjadi tidak lanjutan. Di Indonesia bahkan dunia, sepak bola dan pendukukung adalah satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan. Seperti contohnya dapat dilihat di sekeliling kita terdapat 2 kubu pencinta sepak bola yang berfanatik dengan Barcelona dan Real Madrid. Mereka mendukung klub kesayangan dengan berdebat, membandingkan prestasi-prestasi dan pemain-pemainnya. Lebih mirisnya lagi mereka saling mengejek satu sama lain karena ingin mendukung argumen perdebatan klub yang dicintai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun