Mohon tunggu...
Muhammad Fahim
Muhammad Fahim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Urgensi Masalahah dalam Konsumsi

16 Februari 2019   21:26 Diperbarui: 16 Februari 2019   21:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Konsumsi adalah kegiatan ekonomi yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan terkadang dianggap paling penting. Dalam mata rantai kegiatan ekonomi, yaitu produksi, konsumsi, distribusi sering muncul. Kegiatan produksi ada karena ada yang mengonsumsi produk tersebut, kegiatan konsumsi ada karena ada gap atau jarak antara konsumsi dan produksi.

Manusia memiliki kebutuhan yang beragam jenisnya baik bersifat fisik maupun rohani. Dalam pengertian ilmu ekonomi, konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi menghabiskan faedah suatu benda(barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Sedangkan Maslahah yaitu mendatangkan segala bentuk kemanfaatan atau menolak segala kemungkinan yang merusak atu bisa dikatakan bermanfaat dan berkah.

Dengan demikian dalam hal perilaku konsumsi, seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya. Konsumen merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik atau psikis atau material. Disisi lain behkan akan diperolehnya ketika ia mengkonsumsi barang atau jasa yang disyariatkan oleh agama islam. Mengonsumsi yang halal saja merupakan kepatuhan kepada allah, karenanya memperoleh pahala. Pahala inilah yang kemudian dirasakan sebagai berkah dari barang atau jasa yang telah dikonsumsi.

Sebaliknya, konsumen tidak akan mengkonsumsi barang barang atau jasa yang haram karena tidak akan mendatangkan suatu keberkahan.

Dari paparan penjelasan diatas konsumsi memiliki urgensi yang sangat besar dalam perekonomian karena tiada kehidupan bagi manusia tanpa konsumsi. Oleh karena itu, kegiatan ekonomi mengarah kepada pemenuhan akan tuntutan konsumsi bagi manusia. Sebab mengabaikan konsumsi berarti mengabaikan kehidupan dan penegakan manusia terhadap tugasnya dalam kehidupan.

Dalam sistem perekonomian, konsumsi memainkan peranan penting. Adanya konsumsi akan mendorong terjadinya produksi dan distribusi. Dengan demikian akan menggerakkan roda roda perekonomian. Imam As-Syaibani dalam kitab Al-Kasb menyatakan bahwa masalah kepuasan (al-isyba') memiliki empat bagian. Pertama, pada kadar untuk enghilangkan rasa lapar dan menguatkan dalam ketakwaan, maka ituakan mendapatkan pahala. Kedua, hal yang berlebihan dari sekedar mengenyangkan, maka itu adalah mubah dan tetap diberi pahala sekedarnya.

Ketiga, pada kadar menuruti hawa nafsu dan kelezatan dari seesuatu yang halal, maka itu sesuatu yang dimaafkan dan diminta untuk bersukur terhadap nikmat yang diberikan dengan memperhatikan hak hak orang yang kelaparan. Keempat, sesuatu yang melampaui dari sekedar rasa sebagai sebuah washilah (sarana) dan bukan tujuan.

Hal ini berbeda dengan konsumsi yang terjadi di barat, konsumsi adalah tujuan akhir dari hidup manusia sehingga manusia seakan hanya hidup didunia. Bagi seorang muslim, perilaku konsumsi yang dilakukan adalah untuk beribadah kepada Allah swt., melaksanakan tugasnya sebagai khalifah, dan sekaligus untuk mendapatkan ganjaran pahala yang di janjikan.

Konsumsi yang memiliki peranan penting, yang akan mendorong roda perekonomian banyak dikalangan masarakat yang mungkin sudah mengerti tetapi masih banyak dikalangan masarakt yang mengabaikan akan halnya perilaku dalam konsumsi. Berikut ini merupakan urgensi mengapa perlu adanya maslahah dalam mengkonsumsi yaitu FUNGSI KOMSUMSI YANG ISLAMI

Fungsi utama konsumsi seorang muslim menurut Arif Pujiono (2006) adalah sebagai sarana penolong untuk beribadah kepada allah. Sesungguhnya mengonsumsi sesuai dengan niat untuk meningkatkan stamina dalam ketaatan pengabdian kepada allah akan menjadikan konsumsi itu bernilai ibadah sehingga manusia mendapatkan pahala. Konsumsi dalam perspektif konvensional dinilai sebagai tujuan terbesar dalam kehidupan dan segala bentuk kegiatan ekonomi. Bahkan ukuran kebahagiaan seseorang diukur dengan tingkat kemampuan dalam mengonsumsi.

Konsep konsumen adalah raja menjadi arah bahwa aktivitas ekonomi khususnya produksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan kadar relativitas dari keinginan konsumen. Dalam konsumsi, seorang muslim harus memerhatikan kebaikan (kehalalan) sesuatu yang akan dikonumsinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun