Dalam era kampus yang terus berkembang, kebersamaan menjadi suatu aspek yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut. Seringkali terlihat bahwa interaksi di antara mahasiswa terbatas pada lingkup teman sejurusan dan seangkatan. Kesamaan jurusan atau tingkat pendidikan cenderung menjadi magnet yang menarik mahasiswa untuk berinteraksi, menciptakan zona nyaman yang terbatas. Meskipun memberikan kenyamanan, realitas ini juga dapat mengakibatkan terbatasnya potensi kebersamaan yang inklusif dan meluas di lingkungan kampus yang seharusnya menjadi wadah pertukaran ide dan pengembangan pribadi yang holistik.
Keterbatasan kebersamaan di antara mahasiswa, terutama yang hanya berinteraksi dengan teman sejurus, mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingginya tekanan akademis, beban belajar yang tinggi, atau bahkan keterbatasan waktu. Mahasiswa merasa lebih nyaman berada di sekitar individu yang memiliki pengalaman dan tanggung jawab yang serupa. Meskipun membawa kenyamanan, pola interaksi semacam ini dapat mengakibatkan isolasi sosial, menghambat pertukaran ide yang beragam, dan merugikan potensi pengembangan pribadi yang lebih luas.
Di tengah situasi ini, peran supporteran muncul sebagai solusi yang vital untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Para pendukung tidak hanya menjadi penggerak, melainkan pilar kunci dalam membuka peluang kebersamaan yang lebih inklusif. Dukungan positif dari sesama mahasiswa membantu mahasiswa terlibat dalam berbagai kegiatan kampus, merangsang interaksi dengan mahasiswa dari latar belakang yang berbeda. Dukungan ini menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong mahasiswa untuk melebihi batasan kelompok sejurusan, membuka pintu bagi pengenalan, penghargaan, dan pemahaman terhadap keberagaman yang memperkaya lingkungan kampus.
Contoh konkret dari fenomena ini dapat ditemukan di FIKOM UNPAD, di mana komunitas bernama Hooligan Warga Fikom, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Hooligarkom, berfungsi sebagai agen perubahan. Sebagai komunitas yang aktif setiap tahunnya, Hooligarkom secara konsisten memberikan dukungannya bagi mahasiswa fakultas Ilmu Komunikasi dalam berbagai acara atau perlombaan. Informasi terkait jadwal supporteran, dress code, atau chant disampaikan dengan antusias, menciptakan atmosfer yang meriah dan mendukung partisipasi dari semua mahasiswa, tanpa memandang jurusan atau angkatan.
Melalui keberadaan supporteran, mahasiswa tidak hanya merasakan dukungan dari teman sejurusan, tetapi juga mendapatkan dorongan untuk terlibat dalam kegiatan lintas jurusan. Mereka diajak untuk mengikuti seminar, bergabung dalam organisasi kampus, dan menjelajahi pengalaman kolaboratif yang lebih beragam. Dengan demikian, supporteran tidak hanya menjadi fondasi untuk membangun kebersamaan secara mendalam tetapi juga menjadi katalisator yang membuka jalan bagi pertumbuhan pribadi dan perkembangan intelektual yang lebih luas di lingkungan kampus yang heterogen. Keberagaman menjadi modal berharga untuk membentuk individu yang adaptif, kreatif, dan mampu berkontribusi secara maksimal dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI