Urban gardening bisa dilakukan di berbagai tempat, seperti balkon, teras, atau bahkan dalam ruangan dengan bantuan pencahayaan buatan.Â
Jika lahan terbatas, metode vertikal gardening dengan rak bertingkat atau dinding tanaman bisa menjadi solusi efektif. Selain itu, sistem hidroponik juga bisa dipertimbangkan bagi mereka yang ingin berkebun tanpa menggunakan tanah.
Media tanam juga menjadi faktor penting dalam urban gardening. Gunakan tanah yang subur dengan campuran kompos untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup.Â
Pupuk alami, seperti kompos dari sisa dapur atau pupuk kandang, dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah tanpa bahan kimia. Penyiraman juga perlu dilakukan secara rutin, tetapi jangan sampai berlebihan agar tanaman tidak membusuk.
Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh sebagian besar tanaman, sehingga pastikan tanaman mendapatkan paparan sinar minimal 4-6 jam sehari.Â
Jika lokasi berkebun kurang terkena sinar matahari, penggunaan lampu grow light bisa menjadi alternatif. Selain itu, penting untuk rutin memantau pertumbuhan tanaman dan segera menangani hama atau penyakit yang muncul agar tidak menyebar ke tanaman lainnya.
Memanfaatkan barang bekas sebagai pot atau wadah tanaman juga bisa menjadi cara kreatif dan ramah lingkungan dalam urban gardening. Botol plastik bekas, kaleng, atau ember bisa digunakan kembali untuk menanam tanaman kecil.Â
Kesimpulan
Urban gardening bukan hanya sekadar tren, tetapi juga solusi cerdas untuk hidup lebih sehat dan ramah lingkungan di tengah kota.Â
Dengan memanfaatkan lahan yang terbatas, siapa pun bisa menanam tanaman sendiri, mendapatkan bahan makanan segar, serta menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan sejuk.Â
Selain memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental, berkebun di rumah juga membantu mengurangi limbah dan polusi, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup berkelanjutan.