Mohon tunggu...
M. Cahyo Rahmat
M. Cahyo Rahmat Mohon Tunggu... Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kelahiran Palembang 16 Januari 1997 Mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Agama Sosialis dan Komunis

6 Mei 2019   23:09 Diperbarui: 7 Mei 2019   03:41 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam ibadah ritual shalat saja, laki-laki seharusnya shalat berjamaah yang akan menciptakan komunitas/ jamaah. dalam melakukan shalat pun sudah diatur dalam syariat secara detail sesuai mazhab-mazhab yang berlaku.

Ketika masuk masjid tidak ada yang namanya si kaya, si miskin, pemimpin, bawahan, bangsawan, rakyat jelata, ulama ataupun awam. Semuanya sama rata dalam shaf shalat di masjid. Siapa yang datang lebih dulu, dialah yang berhak menempati shaf paling depan.

Begitu pula dalam hal berpuasa. Umat Islam selain berlatih mengendalikan diri juga dilatih untuk berempati terhadap saudara-saudaranya yang kelaparan di luar sana. Bagaimana rasanya tidak makan dan minum seharian seperti orang-orang yang tidak mampu.

Dalam ibadah zakat, banyak sekali jenis zakat yang diajarkan dalam Islam. Mulai dari zakat fitrah, zakat pendapatan, zakat kekayaan, zakat mal dan amal shodaqoh. Itu berarti umat Islam diharuskan punya kepedulian dan ketangguhan sosial, bukan hanya ketangguhan pribadi.

Lihatlah umat muslim yang sedang beribadah haji, mereka semua menggunakan pakaian yang sama yaitu pakaian ihram sambil bersama-sama secara kolosal melakukan rukun haji. Semua sama rasa dan sama rata tanpa terkecuali.

Adapun yang belum bisa berangkat haji masih bisa berkurban di tanah airnya. Membagikan sebagian hartanya untuk yang lain, utamanya untuk kaum yang kurang mampu. Berbagi pengorbanan demi kebahagiaan orang lain.

Belum lagi dalam syariat-syariat yang lain, hampir sebagian aspek kehidupan umat islam telah diatur dalam kitab suci Al Quran yang bisa dikaji secara dalam dan ilmiah sesuai jaman. Tidak semaunya sendiri, ada kaidah-kaidah yang harus diikuti.

Kecuali syariat Islam yang dibuat oleh penguasa dan ulama pada masa lalu demi keefisienan di masa lalu, dikarenakan itu buatan manusia, masih mungkin untuk direvisi sesuai jaman saat ini dengan musyawarah ulama sesuai kemajuan teknologi.

Justru ideologi Islam banyak kemiripan dengan ideologi Sosialisme dan Komunisme. Walaupun terdapat perbedaan fundamental, tetapi esensinya hampir sama. Dalam Islam lebih terdapat kebijaksanaan, keadilan tidak selalu harus sama rata tapi disesuaikan secara proporsiaonal.

Beda halnya dengan Demokrasi dunia barat. Segala sesuatu demi kebebasan individu yang akhirnya malah memicu untuk berlomba memperkaya diri dan obsesi, bukan untuk kemaslahatan orang lain.

Memilih pemimpin pun dengan suara terbanyak. Padahal yang terbanyak itu belum tentu baik. Tapi seharusnya dimusyawarahkan dan disepakati bersama sehingga adil bagi semua dan ditemukan pilihan terbaik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun