Mohon tunggu...
Muhammadbahrul Ulum
Muhammadbahrul Ulum Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesehatan Digital dan Kecerdasan Buatan : Solusi Cepat atau Tantangan Baru

11 Juni 2025   22:54 Diperbarui: 11 Juni 2025   22:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada zaman modern ini, kemajuan digital dan kecerdasan buatan berkembang pesat di lingkungan masyarakat. Kemajuan digital dan kecerdasan buatan dinilai memudahkan manusia untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, entah itu pada waktu kerja maupun senggang. Pesatnya kemajuan digital dan kecerdasan buatan membangun pemanfaatan di berbagai bidang dalam kehidupan, salah satunya pada ranah kesehatan. 

Sekarang, kemajuan digital dan kecerdasan buatan mulai mewarnai dunia kesehatan. Dengan adanya hal tersebut, proses mendiagnosis, merawat, serta mencegah penyakit pada pasien menjadi kian praktis untuk dikerjakan. Bahkan, dengan adanya kemajuan digital dan kecerdasan buatan ini, tenaga kesehatan dapat dengan mudah memprediksi kehadiran suatu penyakit atau wabah di suatu wilayah dengan pola data yang ada. Beberapa teknologi yang berkembang saat ini diantaranya telemedicine, yang menciptakan platform konsultasi online seperti Halodoc dan Alodokter yang memudahkan orang-orang dalam mengakses layanan kesehatan. 

Selain itu, pemerintah juga menciptakan wadah yang bernama SatuSehat, yang digunakan untuk menyimpan data rekam medis dari ribuan fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia. Sehingga, dengan tersedianya platform tersebut, tenaga kesehatan mampu meningkatkan efisiensi pelayanan. Juga, masih banyak lagi perkembangan teknologi yang sangat membantu tugas para tenaga kesehatan.

Di balik manfaat dari kemajuan digital dan kecerdasan buatan ini, kita dihantui oleh isu etika yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Masih banyak ditemukan perilaku yang kurang etis karena penyalahgunaan teknologi, yang memunculkan ketidakadilan bagi sebagian lapisan masyarakat. Hal ini terutama dirasakan oleh mereka yang secara ekonomi dan sosial tertinggal dari kelompok masyarakat lainnya, akibat kurangnya pemahaman terhadap akses ataupun perlindungan. 

Maka dari itu, diharapkan kemajuan digital dan kecerdasan buatan tidak menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat, termasuk pasien. Sebaliknya, sudah menjadi keharusan bahwa inovasi ini justru mampu merangkul semua lapisan masyarakat serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara menyeluruh, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan etika. Yang perlu kita ketahui, sejauh mana sebenarnya peran teknologi ini telah diterapkan dalam dunia medis? Bagaimana wujud nyata kecanggihan digital dan kecerdasan buatan di tengah pelayanan kesehatan saat ini?

Teknologi kini bukan hanya soal media sosial atau sekadar hiburan di dunia maya, medis pun ikut berubah karenanya. Dari pendaftaran pasien, pemeriksaan, hingga perawatan, semuanya mulai terhubung lewat sistem digital dan kecerdasan buatan. Dulu, riwayat medis dicatat manual. Sekarang? Semuanya tersimpan digital dan bisa diakses cepat oleh tenaga medis. Waktu jadi lebih efisien, dan risiko kesalahan pun berkurang. AI juga mulai banyak digunakan. Misalnya, untuk membaca  hasil rontgen atau CT scan lebih cepat dan akurat. Bahkan, ada sistem yang bisa mendeteksi penyakit sejak dini sebelum gejalanya muncul jelas.

Pasien pun kini bisa lebih sadar akan kesehatannya sendiri. Dengan alat seperti smartwatch atau jam tangan pintar, yang memungkinkan mereka bisa memantau tanda-tanda vital dan kondisi tubuh setiap hari. Datanya bisa langsung terkirim ke dokter, tanpa harus datang ke rumah sakit. Semua ini membuat layanan kesehatan jadi lebih praktis dan responsif. Bukan cuma cepat, tapi juga terasa lebih dekat dan personal. Kemajuan teknologi memang membawa banyak manfaat, tapi juga membawa tantangan

Tidak semua daerah punya akses internet yang memadai. Dari segi masyarakat pun tidak semuanya merasa nyaman untuk menggunakan teknologi dalam layanan kesehatan. Jika tidak disertai dengan edukasi dan pemerataan akses, justru akan timbul kesenjangan antara yang sudah terbiasa dan belum terbiasa. Pada akhirnya, kemajuan digital dan kecerdasan buatan memang membuka babak baru dalam dunia kesehatan. yakni lebih cepat, efisien, dan mudah dijangkau.

Namun, semua kehebatan ini tidak akan berarti jika hanya dinikmati oleh segelintir orang. Justru di sinilah tantangannya, bagaimana memastikan bahwa teknologi tidak menciptakan jurang baru, melainkan menjadi jembatan bagi semua kalangan. Karena kesehatan bukan soal siapa yang paling canggih, tapi siapa yang paling terjangkau dan terlindungi. Semoga kemajuan ini menjadi langkah maju yang inklusif, bukan sekadar cepat, tapi juga adil dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun