Mohon tunggu...
Muhammad Aulia Nurakbar
Muhammad Aulia Nurakbar Mohon Tunggu... -

Mahasiswa FISIP'18

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menjadi Politikus yang Santun

1 Oktober 2018   16:10 Diperbarui: 1 Oktober 2018   16:39 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Muhammad Aulia Nurakbar

Di era sekarang ini adalah dengan memberikan konstribusi pemikiran maupun tindakan. Konstribusi tidak hanya untuk orang islam, tetapi juga untuk Indonesia.

Contoh lah seperti Mohammad Natsir, Natsir merupakan pemimpin yang santun dan sederhana. Pemimpin seperti Natsir sulit ditemukan, karena kebanyakan pemimpin yang hanya memperlihatkan pencitraan seolah-olah dekat dengan rakyat dan selalu ingin disorot media.

Bukan hanya sederhana, Natsir juga menunjukan ketegasan dan keteguhan dalam perjuangan. Ketika ia mengatakan berjuang atas nama Islam, maka ia memegang kata-kata tersebut hingga akhir hayatnya.

 Ketika Berpolemik dengan lawan politik pun, Natsir tidak menunjukan kebencian kepada individu-individu yang menjadi lawan politiknya. Malah sebaliknya, yang terlihat adalah kehangatan dan persahabatan, walaupun ia pernah menjadi tahanan pada masa orde lama dan orde baru, ia tetap mambantu pemerintah dalam menjalin hubungan dengan Negara lain seperti Jepang, Timur Tengah, serta Malaysia.

Berbeda dengan saat sekarang ini, dimana perbedaan pendapat membuat terputusnya tali silahturahmi. Aksi saling klaim kebenaran, serta perang sikap menjatuhkan pribadi lawan politik.

Sikap dan konstribusi yang di perlihatkan Natsir untuk Islam dan Indonesia, seharusnya menjadi contoh bagi pemimpin dan masyarakat saat ini. Menjadi contoh bagi pemuda-pemuda yang hanya mengejar kesenangan, pemimpin yang mengejar kemewahan serta bagi kita yang mendahulukan perbedaan dengan emosi. Natsir tidak hanya ulama yang pandai bicara, tetapi juga ulama yang bertindak secara nyata untuk agama dan Indonesia. 

Dari perjalanan hidup dan pemikirannya yang dapat kita petik adalah bahwa Natsir mengajarkan pada kita bagaimana seharusnya seorang politisi berperilaku dan bersikap dalam setiap aktivitas politiknya. Ia menekankan pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam politik. Natsir adalah seorang idealis yang ingin menjalankan politik sesuai dengan semangat ajaran agama yang dianutnya, meskipun untuk itu harus menelan kekecewaan akibat prinsip dan pendiriannya yang lurus dan konsisten.

 Pentingnya etika politik dengan asumsi bahwa semua sistem politik termasuk sistem demokrasi, cepat atau lambat akan menghadapi krisis, dan etika politik yang tertanam dengan kuatlah yang akan menolong negara-negara demokrasi melewati krisis tersebut. Implikasinya proses demokratisasi tanpa etika politik yang mengakar menjadi rentan dan bahkan hancur ketika menghadapi krisis seperti kemerosotan ekonomi, konflik regional atau konflik sosial, atau krisis politik yang disebabkan oleh korupsi atau kepemimpinan yang terpecah.

Tentunya, kebenaran tersebut seharulah bukan menyoal tentang jabatan atau kedudukan, tetapi sebuah kemaslahatan bersama, entah siapa saja yang menjadi pemenang dalam pertarungan politik. Siapa pun yang berbeda pandangan politiknya, berbeda pilihan partai, dan berbeda dalam mengartikulasikan perilaku politiknya dianggap sebagai munafik kelas wahid, sementara dirinya adalah pejuang Islam.

Jika kondisi semacam itu terus berlangsung dari mimbar ke mimbar tempat Ibadah, dari forum ke forum, serta dari pertemuan-pertemuan, maka bangsa ini tidak akan beranjak dari ketertinggalan bangsa lain yang telah lebih dahulu membedakan mana urusan kekuasan politik pribadi sebagai ambisi yang harus terpenuhi dengan urusan politik kebangsaan. Bangsa lain telah meninggalkan kerakusan politik pribadi dan kelompoknya atas nama umat atau etnisnya, sementara kita tetap memupuk kepentingan dan ambisi politik pribadi atas nama umat mayoritas. Benar adanya bahwa tidak boleh terjadi ketidakadilan ekonomi, politik, dan hukum untuk semua warga negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun