Menyemai kearifan lokal:pengalaman mengajar PAI di SD negeri 04 nusa makmur oleh mahasiswa UIN rf Palembang Febi Amanda

Kearifan lokal ialah warisan budaya yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di berbagai daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggali pengalaman mengajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 4 Air Kumbang, Desa Nusa Makmur, Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin, sebagai representasi dari kearifan lokal. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman mengajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 4 Air Kumbang, sebuah sekolah dasar yang terletak di Desa Nusa Makmur, Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin. Fokus utama tulisan ini adalah mengungkapkan kearifan lokal yang menjadi bagian integral dalam proses pengajaran dan pembelajaran Agama Islam di lingkungan tersebut. Kearifan lokal menjadi aspek penting dalam pengembangan kurikulum pendidikan, khususnya dalam konteks pembelajaran agama Islam.Pendekatan ini memiliki dampak positif pada pembelajaran dan perkembangan siswa. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal ke dalam kurikulum, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih relevan, mendalam, dan bersifat inklusif. Berikut beberapa poin penting:

1.Relevansi Pembelajaran: Mengintegrasikan kearifan lokal memastikan bahwa materi pembelajaran memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dapat meningkatkan minat mereka terhadap pelajaran agama Islam dan memperkuat keterkaitan antara ajaran agama dan konteks budaya mereka.

2.Pemberdayaan Budaya Lokal: Dengan menghargai dan mengajarkan nilai-nilai lokal, siswa dapat merasa lebih terhubung dengan identitas budaya mereka sendiri. Ini membantu membangun kebanggaan terhadap warisan lokal dan mendukung pemeliharaan dan pengembangan kearifan lokal.

3.Inklusivitas: Menyemai kearifan lokal memungkinkan pengakuan dan penghormatan terhadap keragaman budaya di antara siswa. Hal ini menciptakan lingkungan kelas yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai tanpa memandang latar belakang budaya atau agama mereka.

4.Pengalaman Pembelajaran Holistik: Integrasi kearifan lokal tidak hanya memperkaya aspek agama Islam, tetapi juga memperluas wawasan siswa terhadap kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai yang menguatkan karakter mereka. Pembelajaran menjadi lebih holistik dan melibatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep agama dalam konteks kehidupan sehari-hari.

5.Kolaborasi dengan Komunitas: Menyemai kearifan lokal juga dapat melibatkan komunitas lokal dalam proses pembelajaran. Guru dapat bekerja sama dengan tokoh agama atau budayawan setempat untuk memberikan perspektif tambahan dan mendukung implementasi nilai-nilai lokal dalam pembelajaran.

 Dengan demikian, menyemai kearifan lokal dalam pengajaran pendidikan agama Islam di SD Negeri 4 Air Kumbang bukan hanya memperkaya pembelajaran, tetapi juga menciptakan fondasi yang kokoh untuk pembentukan karakter siswa yang berakar pada nilai-nilai agama dan budaya setempat.

Pengalaman mengajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 4 Air Kumbang menggambarkan pentingnya mengakomodasi kearifan lokal dalam kurikulum. Integrasi nilai-nilai dan tradisi lokal tidak hanya memperkaya pemahaman agama islam, tetapi juga memperkuat hubungan antara sekolah, siswa dan masyarakat. Studi ini memberikan kontribusi dalam pemahaman praktik pengajaran agama islam yang relevan dengan konteks lokal di Indonesia.

Menyemai kearifan lokal dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 4 Air Kumbang memberikan dampak positif pada pemahaman siswa dan memperkuat identitas budaya mereka. Integrasi ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan pendekatan pembelajaran agama Islam yang lebih inklusif dan kontekstual di tingkat sekolah dasar.

Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan pada pengembangan strategi pembelajaran agama Islam yang lebih efektif dan relevan dengan kehidupan siswa di SD Negeri 4 Air Kumbang.