Dulu, ketika kita bicara tentang "komputer", yang terlintas hanyalah kotak besar dengan layar dan keyboard. Tapi sekarang, kita hidup dalam dunia di mana komputer menyamar jadi jam tangan, mobil, bahkan lemari es. Dunia kita bukan hanya dipenuhi oleh perangkat pintar, tapi juga jaringan-jaringan yang menghubungkan semuanya. Itulah mengapa memahami dasar-dasar komputasi (computing foundations) menjadi penting bukan hanya bagi programmer, tapi juga pelajar, pekerja pabrik, bahkan petani.
Di sinilah artikel karya Michele De Donno dkk. menjadi menarik. Ia tidak sekadar membahas komputer, tapi melompat jauh ke konsep besar tentang cloud computing, IoT, edge computing, dan fog computing. Empat konsep ini adalah pilar dari era digital baru. Dan ya, walau terdengar teknis, semuanya punya dampak nyata pada hidup kita sehari-hari.
Cloud: Komputasi di Awan
Bayangkan kamu punya laptop tapi semua dokumen, game, dan aplikasimu disimpan bukan di harddisk, tapi di internet. Inilah cloud computing. Kita tidak perlu lagi perangkat supercanggih untuk menjalankan program besar. Cukup modal internet, semua bisa dilakukan di "awan".
Contohnya? Canva, Google Drive, Netflix. Semua itu adalah aplikasi yang jalan di cloud. Mereka menyederhanakan hidup kita dan mempercepat kerja, tapi juga mengandalkan koneksi internet dan infrastruktur data center global yang canggih.
Tapi cloud tidak sempurna. Ketika terlalu banyak data dikirim bolak-balik, apalagi dalam hal yang butuh kecepatan tinggi seperti mobil otomatis atau alat kesehatan, cloud bisa lambat. Di sinilah komputasi tepi (edge) dan kabut (fog) mengambil peran.
Edge dan Fog: Komputasi yang Lebih Dekat
Kalau cloud itu seperti pusat perbelanjaan besar di kota, edge computing itu warung di dekat rumahmu. Ia memproses data lebih dekat ke sumbernya. Misalnya, mobil pintar tak bisa menunggu server di Amerika untuk kasih tahu ada orang menyeberang. Harus cepat, harus lokal.
Fog computing? Nah, ini lebih unik. Ia seperti jembatan antara cloud dan edge. Ia bukan di pusat seperti cloud, bukan juga di ujung seperti edge, tapi di tengah. Fog memproses sebagian data di jaringan lokal sebelum diteruskan ke cloud. Ini bikin pengolahan data lebih hemat waktu, hemat energi, dan aman.
Masa Depan: Sistem yang Cerdas dan Terdesentralisasi
Jadi, apa hubungannya semua ini dengan dasar-dasar komputasi? Jawabannya: segalanya. Komputasi bukan hanya soal kecepatan prosesor atau jumlah RAM. Ia adalah soal bagaimana informasi diproses, dikirim, disimpan, dan diamankan. Dan dunia sekarang tidak bisa mengandalkan satu pusat saja. Kita menuju dunia yang terdesentralisasi, tempat komputasi terjadi di mana-mana: dari jam tanganmu hingga tiang lampu di jalan.
Artikel ini memperlihatkan bahwa arsitektur komputasi modern bergerak menuju kolaborasi multi-layer. Ini seperti orkestra besar, di mana cloud, fog, edge, dan perangkat IoT masing-masing memainkan perannya. Keindahannya bukan terletak pada satu instrumen, tapi pada harmoninya.
Tantangan dan Harapan
Tentu saja, ini bukan dunia yang sempurna. Ada tantangan besar: keamanan data, kompatibilitas antar perangkat, hingga efisiensi energi. Tapi setiap tantangan adalah peluang bagi kita---bukan hanya bagi insinyur dan ilmuwan komputer, tapi juga bagi generasi muda yang ingin membentuk masa depan.
Anak-anak yang belajar tentang algoritma, struktur data, dan sistem operasi hari ini mungkin akan menjadi pencipta solusi edge-fog hybrid esok hari. Petani yang memakai sensor tanah untuk mengatur irigasi secara otomatis sedang menjalankan edge computing tanpa ia sadari. Semua orang punya peran.
Komputasi Itu Kehidupan
Saat ini, kita tidak bisa lagi memisahkan teknologi dari kehidupan. Komputasi bukan sekadar alat bantu kerja, tapi infrastruktur sosial baru. Dari sistem transportasi hingga kesehatan, dari hiburan hingga pendidikan---semuanya tergantung pada bagaimana kita mengelola dan memproses data.
Dan karena itulah, memahami arah evolusi komputasi bukan hanya soal teknis. Ini soal masa depan kita bersama. Cloud, edge, dan fog bukan istilah asing yang hanya ada di lab. Mereka adalah bagian dari dunia yang sedang kita bangun hari demi hari. Jadi, jika kamu masih berpikir bahwa belajar komputasi hanya untuk orang IT, pikirkan ulang. Karena sekarang, komputasi adalah semua orang.
Referensi
De Donno, M., Giaretta, A., Dragoni, N., & Lal, C. (2019). Foundations and evolution of modern computing paradigms: Cloud, IoT, edge, and fog. Computer Communications, 150, 595--613.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI