Mohon tunggu...
HME Irmansyah
HME Irmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Ipoleksosbud

Institute for Studies and Development of Thought (ISDT)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bila Hamba Berada dalam Karunia Penjagaan

27 September 2016   09:52 Diperbarui: 27 September 2016   10:07 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar properti Harian Kompas 27/9/2016

 Tidak ada yang lebih membahagiakan insan beriman, melebihi keridhaan Allah untuk menjaga kehidupannya. Seorang hamba yang berada dalam penjagaan Allah, mereka akan merasakan kemudahan untuk mendekat kepadaNya. Dalam menjelaskan sebuah hadits Ibnu Abbas buya memberikan syarah, "Bila engkau menjaga Allah, maka lihatlah bagaimana Allah kemudian menjagamu, menjaga kemurnian aqidahmu, menjagamu dari gejolak nafsu dan kesesatan, melindungimu dari kejahatan makhluk lain, melindungimu dari godaan setan serta golongan jin dan manusia."

Salah satu bentuk penjagaan dari Allah adalah Dia menugaskan malaikat-malaikatNya untuk menjaga manusia. Allah Azza Wa Ta'ala  berfirman, "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah". (QS. Ar-Ra'du : 11)

Kita selama ini hanya tahu dzahirnya saja. Kita tak sanggup melihat keghaiban dimana malaikat, dalam sebuah riwayah, empat  malaikat berjaga di depan, belakang, kanan dan kiri kita. Untuk menghindarkan kita dari marabahaya dan menjaga kita dari godaan syaithon dari golongan Jin. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda, "Tidak seorangpun di antara kalian yang tidak ditemani qarin (pendamping) dari golongan jin dan qarin (pendamping) dari golongan malaikat."; Sahabat bertanya, "Apakah juga engkau ya Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  menjawab, "Ya, tidak juga aku, akan tetapi Allah menolongku (dari godaan keburukan jin) sehingga ia tidak menyuruhku kecuali untuk yang baik." (HR. Muslim)

Bila kita menjaga Allah, maka malaikat-malaikat Allah akan menjalankan tugasnya menjaga kita. Malaikat akan membentuk benteng kokoh di sekeliling kita untuk menghindarkan kita dari godaan syaithon.

Barangkali orang yang hidupnya dijaga oleh Allah, tidak semua keinginannya selalu dikabulkan. Tidak berarti orang yang berada dalam penjagaan Allah, dia tidak akan menemui tantangan kesulitan dalam hidupnya. Sunnatullah kesulitan dan kelapangan akan tetap berjalan. Akan tetapi jelas berbeda keadaan dengan mereka yang ditinggalkan dan dibiarkan oleh Allah Subhanahu Wata'ala.

Orang-orang dalam penjagaan Allah akan mendapati pertolongan malaikat, lalu ia akan merasakan hikmah dalam musibah yang dialaminya. Jiwanya berbinar dan hidupnya penuh optimisme.... penuh harapan pada Allah Azza Wa Jalla.  Karena malaikat akan menenangkan ruhnya dan melapangkan dadanya. Firman Allah,  "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Fusshilat : 30)

Orang yang dijaga Allah, akan selalu mendapat pertolongan dan dukungan dari Allah. Dalam sebuah kisah di surat Al-Kahfi, ada episode Nabi Musa a.s. dan Khidir a.s. berjumpa dengan dua orang anak yatim. Orang tua anak itu telah meninggal dunia. Akan tetapi karena kesholehan orang tua, Allah berkehendak menjaga anak yatim itu dengan merawat harta mereka.  "Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu." (QS. Al-Kahfi : 82)

Itulah salah satu bentuk penjagaan Allah. Penjagaannya tak terbatas tempat dan waktu. Bahkan seperti dijelaskan dalam kisah anak yatim itu, komitmen keshalihan kita berdampak pada penjagaan Allah hingga anak keturunan kita. Dalam tafsir Ibnu Katsir terhadap ayat surat Al-Kahfi tersebut, sebenarnya orang tua sholeh yang menjadi penyebab pertolongan kepada anak yatim itu bukan orang tua kandungnya. Akan tetapi kakek buyut , buyutnya buyut, yaitu silsilah ke tujuh dari anak yatim itu. MaaSyaa Allah..

Tulisan diatas adalah tulisan buat seorang RIZAL RAMLI, si anak yatim-piatu yang sudah ditinggal kedua orang-tuanya sejak umur 6 tahun yang pada detik-detik terakhirnya dalam mengikuti proses PILKADA tetap dilindungi Allah Azza Wajalla.  Tidak tergoda untuk ikut turut serta dalam urusan "fulus" atau apapun sejenis itu. La hawla wala quwwata illa billah.
Alhamdulillahirrabbil 'alamin.

Billahi fii sabilil haq (Bersama Allah di jalan yang haq).

Pdk Al Qusyairiyyah,  24 Dzulhijjah 1437 H (27/09/2016M)

Buya MEI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun