Mohon tunggu...
Muhammad Faisal Sihite
Muhammad Faisal Sihite Mohon Tunggu... Auditor

Semper Fi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Merger Atau Holding Untuk Solusi Garuda Indonesia CS?

23 September 2025   13:06 Diperbarui: 23 September 2025   13:06 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Maskapai sumber (Pos-Kupang)

Pemerintah Indonesia telah menggalakan pembenahan dalam aspek pengelolaan BUMN khususnya BUMN dibidang Aviasi melalui Danantara. Selama tahun 2025, DPR sebagai badan legislatif telah beberapa kali melakukan rapat dengar pendapat dengan PT Garuda Indonesia untuk membahas perkembangan restrukturisasi PT Garuda Indonesia. Disamping itu, PT Pertamina selaku induk perusahaan salah satu maskapai PT Pelita Air Service juga mewacanakan untuk spin off lini usaha selain migas salah satunya aviasi. Pada saat itu pun PT Pertamina mengusulkan merger antara Pelita dengan Garuda Indonesia agar lebih fokus pada lini usaha migas pada rapat dengar pendapat dengan DPR.

DPR menyatakan dengan tegas menolak usulan merger antara Pelita Air dengan Garuda Indonesia dikarenakan Pelita Air lebih sehat dan dianggap lebih baik dibandingkan Garuda Indonesia yang begitu banyak masalah pengelolaannya mulai dari rugi yang terus menumpuk, kualitas pelayanan, keterlambatan dan sebagainya. Ahli aviasi pun memberikan pendapatnya mengenai wacana merger ini dan menyampaikan penolakan wacana tersebut karena merger dapat menghilangkan daya kompetisi, menghilangkan value intrinsik salah satu airlines, dan kerugian akan slot jadwal pernebangan dan tentunya izin penerbangan dari maskapai ini pun akan hilang. Tentu wacana merger dan holding ini masih belum banyak diketahui oleh masyarakat awam secara luas apa definisi tersebut. Secara definisi merger adalah penggabungan antara dua entitas menjadi satu misalkan penggabungan antara Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah, sedangkan holding adalah perubahan pengendalian dari awalnya setara menjadi salah satu mengendalikan yang satunya, misalkan PT Pertamina dan PT PGN.

Kembali ke pembahasan, berdasarkan definisi yang telah dijabarkan sebelumnya dan data laporan keuangan masing-masing perusahaan  yaitu PT Garuda Indonesia, PT Pelita Air Service, dan PT Citilink, Posisi ekuitas PT Garuda Indonesia per 31 Maret 2025 adalah $(1,430,595,513) atau setara Rp (23.800.817.549.781), PT Pelita Air Sevice per 31 Desember 2024 adalah $(5.285.586) atau setara Rp (88.057.862.760) dan PT Citilink per 31 Desember 2022 adalah $(678,131,274) atau setara Rp (11.294.940.326.800). Adapun pendapatan PT Garuda Indonesia per 31 Maret 2025 adalah $723.563.972 atau setara Rp 12.051.666.395,144,99, PT Pelita Air Sevice per 31 Desember 2024 adalah $216.835.692 atau setara Rp3.611.610.754.086,04, dan PT Citilink per 31 Desember 2024 berdasarkan data dari bintangbisnis.com adalah  $993,28 juta atau setara Rp 16,1 triliun. Dapat disimpulkan bahwa pandemi  sangat memiliki dampak kepada maskapai dan hingga saat ini dampak tersebut masih terlihat berdasarkan data ekuitas masing-masing maskapai yang memiliki nilai negatif alias hutang lebih besar dibandingkan dengan asetnya. Adapun berdasarkan data pendapatan, pendapatan didominasi oleh Garuda grup yaitu Garuda Indonesia dan Citilink. Penggabungan melalui merger antara Garuda dan Pelita Air dikhawatirkan akan mempengaruhi Pelita Air mengingat ukuran perusahaan berdasarkan jumlah pendapatan yang dihasilkan, PT Garuda Indonesia lebih besar dibandingkan Pelita Air dan mengingat Pelita Air telah mencatatkan laba pada 31 Desember 2024 sebesar $ 5.066.764 atau setara Rp84.391.915.288,63.  Penggabungan secara merger dikhawatirkan akan mengganggu pencapaian baik oleh Pelita Air mengingat ukuran perusahaan Garuda Indonesia yang lebih besar dan masalah yang sedang dialami oleh Garuda Indonesia dapat mempengaruhi kinerja Pelita Air nantinya.

Dengan kondisi demikian, sebaiknya pemerintah melalui danantara membentuk sebuah holding aviasi yang membawahi masing-masing maskapai yakni PT Garuda Indonesia, PT Pelita Air Service, dan PT Citilink. Pembentukan bisa dilakukan dengan mengalihkan saham masing -masing (Inbreng) maskapai ke holding aviasi yang baru ini. Khusus Pelita Air Service, pengalihan dapat melalui konversi utang pertamina ke pemerintah sebagai bentuk penggantian atas pengalihan investasi saham yang dimiliki Pertamina ke Danantara. Diharapkan pula Pertamina dapat menjadi pemegang saham minoritas dari masing-masing maskapai ini sebagai bentuk investasi jangka panjang mengingat salah satu produk pertamina yaitu avtur, merupakan produk yang sangat signifikan bagi maskapai. Terlebih pertamina telah meluncurkan bio avtur, tentu ini sebuah langkah strategis yang penting dan sesuai dengan fokus pertamina yang ingin lebih fokus ke lini usaha migas dan langkah danantara yang berencana untuk menerbitkan shareholderloan ke Garuda Indonesia dan Citilink merupakan momentum yang tepat untuk mempertimbangkan langkah ini. Pembentukan holding aviasi baru yang membawahi PT Garuda Indonesia, PT Pelita Air Service, dan PT Citilink dimaksudkan agar tidak ada ego sektoral jika salah satu maskapai yang membawahi dua maskapai lainnya. Lebih lanjut, karakteristik ketiga maskapai ini yang berbeda pangsa pasarnya dan adanya slot jadwal penerbangan yang harus diisi, penggabungan ketiga maskapai menjadi satu bisa menurunkan probablitas untuk mendapatkan slot jadwal penerbangan yang menguntungkan. Diharapkan dengan embentukan holding aviasi baru yang membawahi PT Garuda Indonesia, PT Pelita Air Service, dan PT Citilink dapat melakukan kolaborasi melalui code share atas rute-rute yang dimiliki oleh maskapai, menentukan jenis pengadaan pesawat yang optimal dan pengintegrasian sistem seperti miles program loyalitas customer agar terciptanya ekosistem maskpai dari hulu sampai hilir yang baik. Tentu tidak kalah penting, perbaikan tata kelola yang baik dan bersih dan tegas dalam mematuhi aturan merupakan hal kunci yang tidak dapat ditawar selain pembentukan holding ini. Siapa tau dengan langkah ini akan tercipta turnaround story yang menakjubkan bagi maskapai kebanggan negeri ini. Amin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun