Mohon tunggu...
Profil
3.506 Poin
Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan
Bergabung 30 Oktober 2020
Statistik
69
36,345
431
2,234
2
39

Label Populer

FOLLOWING 95
avatar
avatar
Krismas Situmorang
Teacher, Freelancer Writer
avatar
avatar
Lynaf
Jika lelah belajar, istirahat lah,Jangan menyerah
avatar
avatar
Subhan Riyadi
Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com
avatar
avatar
Ardhito Sandhinova
Membahas seputar informasi menarik ditengah masyarakat. Dewasa ini, berbagai informasi dapat anda lihat di berbagai platform media sosial. Namun, disini akan disajikan artikel-artikel menarik dan bermanfaat untuk anda baca setiap harinya.
avatar
avatar
Wijaya Kusumah
Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
avatar
avatar
Amidi
Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang
avatar
avatar
YULIANUS JOKO KRISTIANTO
Menulis
avatar
avatar
Dicky Armando
Seseorang yang bermimpi berbuat sesuatu yang luar biasa untuk masyarakat dan negara-nya.
avatar
avatar
Greg Satria
Pecinta sepakbola sejak berusia 5 tahun, terpanggil saat nonton Final Piala Dunia 1994 ketika Roberto Baggio gagal mengeksekusi bola ke gawang Brasil. Sejauh itu sampai sekarang, masih memendam hasrat bisa merasakan level sepakbola yang setara dengan negara kelas 1 di dunia.
LAPORKAN KONTEN
Alasan