Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memaafkaan adalah Koentji Kemerdekaan bagi Manusia

17 Agustus 2022   19:22 Diperbarui: 17 Agustus 2022   19:25 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Yang ketiga, Nabi Muhammad SAW senang kepadanya. Ketika kita mau mendapatkan kunci berupa Nabi senang dan kagum kepada kita, maka kita harus memaafkan seseorang yang telah menzolimi diri kita, seluruhnya. Sesakit apapun itu, hingga sampai ke titik mengiris hati nya, demi Rasulullah bangga kepada kita, ikhlaskan hati kita untuk memaafkannya.

Sulit memang kita menerapkan hal itu. Sungguh tidak mudah untuk memaafkan seseorang yang telah membuat kita sakit hati kepadanya. Memang betul juga memaafkan itu butuh proses, butuh waktu, dan perjuangan. Meski demikian, bukankah kita juga ingin dimaafkan? Bukankah kita juga pernah menyakiti orang lain?

Oleh karena nya, buka hati kita untuk memaafkan dan mau meminta maaf. Memaafkan bukan berarti melupakan apa yang sudah ia lakukan. Namun, memaafkan adalah suatu perbuatan untuk terbebas dari rasa sakit yang telah ia lakukan. Terus kenapa tidak dilupakan juga? Sebab, ada pelajaran penting yang harus di ambil dari kejadian yang kita alami di masa lalu, agar kita tidak berbuat demikian seperti menyakiti hati orang lain di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun