Pada 13 Juli 1985, konser Live Aid mengumpulkan tiga kali lipat dana yang diharapkan. Konser yang diadakan di Inggris dan Amerika ini bertujuan menggalang dana untuk orang-orang yang kelaparan di Afrika.
Kala itu konser yang diadakan di Stadion Wembley, Inggris yang digambarkan sebagai festival band terbesar di dunia.
Konser legendaris itu dihiasi bintang-bintang musik dunia, seperti Elton John, David Bowie, U2, Spendau Ballets, Sting, Phil Collins, dan Queen.
Konser amal global Live Aid tahun 1985 juga diadakan di Stadion John F Kennedy, AS, dengan bintang-bintang seperti Madonna, Judas Priest, Eric Clapton, Bob Dylan, dan Led Zeppelin tampil. Namun, di antara banyak musisi top yang mengisi acara tersebut, penampilan Queen dan vokalisnya, Freddie Mercury, sering disebut sebagai yang paling memukau dan berhasil menghipnotis para penonton.
Freddie hanya mengenakan kaos singlet, celana jeans, dan sepatu Adidas warna putih. Rambut pendeknya disisir klimis ke belakang. Ditambah kumis tebal, kombinasi tampilan ini menjadi kostum andalan sang vokalis sepanjang dekade 1980-an.
Tak lama setelah itu, Freddie Mercury duduk di depan piano dan dengan cekatan memainkan intro "Bohemian Rhapsody". Reaksi penonton semakin riuh, namun mereka juga langsung ikut bernyanyi dari awal lagu: "Mama, just killed a man.. Put a gun against his head.. Pulled my trigger, now he's dead..."
Tujuan dari acara Live Aid sendiri adalah kepedulian terhadap krisis kelaparan parah yang melanda Etiopia sejak tahun 1983. Bagian utara negara tersebut mengalami dampak terburuk, dengan jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 400 ribu dan terus meningkat. Keadaan semakin sulit akibat konflik sipil yang berlangsung lama.
Peristiwa tragis kelaparan di Etiopia itu menyentuh hati dua musisi dan aktivis, Bob Geldof dari Irlandia dan Midge Ure dari Skotlandia. Mereka pertama kali berinisiatif mengumpulkan dana melalui penjualan lagu "Do They Know It's Christmas". Respons terhadap lagu tersebut ternyata sangat positif, termasuk dari banyak musisi Inggris.
Geldof dan Ure melihat antusiasme tersebut sebagai peluang untuk menggalang donasi yang lebih besar. Mereka kemudian sepakat untuk mengadakan konser amal yang diberi nama Live Aid. Selain di Stadion Wembley, konser serupa juga diadakan di Stadion John F. Kennedy, Philadelphia, Amerika Serikat, dan berhasil menarik perhatian lebih dari 100.000 penonton.
Menurut catatan CNN Entertainment, konser Live Aid sukses menjangkau 1,9 miliar pemirsa di 150 negara. Faktor utama yang menarik perhatian begitu banyak orang adalah kehadiran para penyanyi solo dan grup musik terkenal yang saat itu sedang sangat populer (dan kini dianggap sebagai legenda).
Manajer produksi Live Aid, Andy Zweck, pernah berbagi sedikit cerita kepada Carl Wilkinson dari Guardian perihal betapa susahnya ia melobi para artis.