Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengukur Kemenangan 17 April 2019

10 Januari 2019   22:07 Diperbarui: 10 Januari 2019   22:27 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tidak ada yang berani memastikan kemenangan berada ditangan Jokowi atau Prabowo di pilpres 2019 nanti, bisa jadi kemenangan dengan tidak disangka orang yang tidak kita sukai atau lawan jagoan kita, lalu apa gunanya lembagai survei?. Ada begitu banyak lembaga-lembaga yang bekerja mensurvei elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo, lembaga survei hanya melihat secara global nya saja, dengan analisa-analisa, sekali lagi tidak berani mengatakan bahwa kemenangan dipihak ini atau dipihak yang lain. Apa yang menjadi ukuran kemenangan?

Arah kemenangan bisa saja dilihat dari dua sisi menurut saya, pertama dari  kampanye dua paslon ini, berapa jumlah massanya, tingkat persoalan yang dihadapi masyarakat dan solusi yang ditawari. Massa yang ikut kempanye memang belum dapat dipastikan apakah betul-betul berdasarkan hati nuraninya, apakah ada yang berangkat tidak berdasarkan hati nurani?. Karena masyarakat tentu berbeda latar belakang dan memiliki beberapa kepentingan yang tidak sama, harus diakui! Salah satu bukti mereka yang datang kampanye hanya ingin mendapatkan embel-embel berupa uang Dll.

Kampanye ini tidak pernah dikordinir dengan baik maka susah membedakan mana yang benar-benar datang atas hati nurani dan mana yang tidak. Lagian kan tidak ada registrasi kampanye! Namun masyarakat cerdas akan datang kampanye berdasarkan pemimpin yang diidolakannya "Mau setuju atau tidak itu kan hak pribadi masing-masing".

Kemudia yang Kedua  kualitas dari paslon, kualitas ini akan kelihatan baik saat berbicara, saat menyelesaikan masalah, saat bersikap, saat berdiplomasi. Bagaiman mungkin menjadi presiden jika tidak memiliki kemampuan? Dari sabang sampai kemerauke bukanlah bagian yang kecil, butuh keberanian, kemampuan, kejelian, bukanlah mudah!. Saya jika berkesempatan seperti juga harus mempertimbangkan dengan segala pertimbangan. Namun kita mengapresiasi bahwa calon-calon yang berkontestasi nanti sudah pasti berkualitas dan teruji.

Kualitas ini sangat penting dijaga, siapapun yang menang, mampukah membuat kebijakan yang pro rakyat, rakyat yang di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,  dan Irian ini memeliki problem yang bermacam, ekonomi antara masyarakat yang berdomisili di pulau-pulau ini juga tidak sama. Terobosan-terobosan baru di sektor ekonomi, pendidikan, lapangan kerja, itu yang ditunggu-tunggu.

Apalagi persoalan agama, ras, suku dan Ham yang sering mencuat dimuka bumi ini hingga sekarang belum selesai-selesai dibahas, logikanya saja jika presiden yang dahulu tidak mampu memecahkan persoalan-persoalan, maka untuk apa memilihnya lagi, karena mereka memang tidak mampu. Barangkali ada yang mampu melebihi daripada itu atau malah mengurangi dari kemampuan yang lama, keduanya bisa saja terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun