Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Bintang Berekor

2 April 2021   15:40 Diperbarui: 8 April 2021   01:00 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dia juga indah karena kemunculannya yang langka | Ilustrasi oleh urikyo33 via Pixabay

Tapi siapa yang tahu, mungkin Ibu sedang duduk mengawasi kita di salah satu asteroid. Ibu akan membantu kita lewat pembatas alam, salah satunya membisikkan lagu itu pada hatimu, Ayya."

Beberapa titik air membanjiri kedua sudut mata Ayya yang biru. Dengan sedikit tersendu, ia berujar, "Pasti rasanya seperti naik roller coaster. Hanya bedanya, Ibu tak perlu mengantre."

"Mungkin inilah titik sederhana dari kenikmatan perpisahan."

"Apa itu?" tanya Ayya sembari mengelap pipinya yang terlanjur basah.

"Perpisahan melahirkan rindu. Dan kerinduan adalah titik penting untuk menyadari betapa berharganya kehadiran seseorang."

"Bolehkah aku menangis karena merindukan Ibu?" tanya Ayya dengan lugu dan jujur.

"Tentu boleh. Tapi Ibu akan sedih melihatnya. Bukankah hidup hanyalah kunjungan? Sebentar lagi kita akan bersama Ibu kembali, Sayang," hibur Agathias.

Ayya mengangguk dan mendekap erat pinggang Agathias. Alas salju yang seharusnya dingin tak terasa sama sekali karena kehangatan jiwa dari keduanya.

Langit Kutub Utara sedang ceria malam ini. Cahaya menyala-nyala dan berdansa di langit yang gelap. Ada warna ungu, hijau, biru; semua warna bersatu-padu dengan abstrak.

Orang-orang menyebutnya fenomena Aurora. Tapi Agathias dan Ayya punya panggilan sendiri: Dewi Malam.

"Berapa lama lagi kita akan menunggu, Ayah?" tanya Ayya yang membicarakan kedatangan Komet Halley.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun