Mohon tunggu...
Izza Alvarez
Izza Alvarez Mohon Tunggu... Sejarawan - Pelajar

Selagi kita mau berusaha dan berkarya untuk menentukan masa depan kita, tidak akan ada kata "Tidak bisa"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Merindu Setiap Tetesan Hujan

15 Oktober 2019   21:33 Diperbarui: 15 Oktober 2019   21:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MERINDU SETIAP TETESAN HUJAN

Masa kecil adalah masa yang tak akan pernah dilupakan oleh semua orang. Masa di mana karakter seseorang akan mulai terbentuk berdasarkan apa yang ia dengar dan ia lihat. Kenangan yang ada didalamnya membuat hampir semua orang ingin mengulang masa kecilnyanya kembali. Begitupun denganku, aku selalu merindukan segala kenangan yang ada di dalamnya. Kenangan maupun pengalaman yang tidak semua orang bisa merasakannya.

Hal yang paling aku kenang ketika aku masih kecil adalah ketika hujan turun dengan deras, mengguyur semua yang ada di permukaan bumi, dan aku dilarang bermain sepakbola oleh kedua orang tuaku. Seorang Syauqi kecil terlihat sedang terdiam di depan kaca dari dalam rumah dan duduk di atas sofa sambil memandangi setiap tetesan hujan yang secara beriringan mengguyur tanah kering di halaman depan rumahnya. Sambil merenung, ia seolah-olah sedang bertanya kepada alam, kenapa ia tidak diperbolehkan oleh kedua orang tuanya bermain sepakbola ketika hujan, padahal sepakbola adalah hobinya, dan hobi itu harus dikembangkan. Ketika aku sedang termenung, aku mencium aroma yang aneh, aroma yang sebelumnya belum pernah kuhirup. Ketika kutanyakan kepada ayahku "Ini aroma apa yah?", selang beberapa detik kemudian ayahku menjawab "Itu adalah aroma khas yang diciptakan hujan ketika setiap tetesannya jatuh dan mengenai permukaan tanah..".

 Dari kisah itulah, aku mulai menyukai sebuah aroma yang dihasilkan hujan ketika ia sedang menjatuhkan tetesannya ke atas permukaan tanah. Sampai sekarang pun, aku masih menyukai hal yang sama, yaitu mencium aroma tanah yang terkena tetesan hujan. Karena bagiku, aroma khas yang diciptakan hujan tersebut begitu menyegarkan indra penciuman yang mana ia masuk melalui rongga-rongga lubang hidungku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun