Pengertian Era Society 5.0
Era society 5.0 dapat diartikan juga era masyarakat sosial dicetuskan oleh pemerintah Jepang. Era society 5.0 ini dipopulerkan pada 21 januari 2019 dengan menggunakan kecerdasan modern meliputi Artificial Intellegent (AI), Internet of Things (IoT), Kecerdasan Robot, dll dengan menggunakan metode Big data (Rokhmah, 2019).Â
Era society 5.0 ini menggunakan manusia sebagai pelaku utama dan karakter manusia menjadi pembahasan yang ideal untuk era ini. Manusia diharapkan untuk mampu membuat nilai baru yang sempat hilang pada era sebelumnya sehingga dapat mengurangi kesenjangan antar manusia
Pendidikan karakter sendiri sangat diperlukan pada era society 5.0 karena pada saat ini banyak manusia memiliki sifat individual. Pendidikan karakter akan melatih individu untuk menjadikan hidup secara baik seperti saling peduli terhadap sesama. Sikap saling peduli dan saling membantu pada manusia membuat akan semakin kuat dalam melaksanakan semua hal.Â
Pendidikan karakter juga sangat dibutuhkan dalam dunia pekerjaan bahkan berdasarkan hasil penelitian pada Harvard University menghasilkan kesimpulan " softskill mempengaruhi kesuksesan sebesar 85% pada karir manusia, sementara hanya 15% dipengaruhi oleh kemampuan hardskill. Hal tersebut juga dikuatkan oleh buku yang ditulis oleh Thommas J. Neff dan James E. Citrin yang berjudul Lesson From The Top pada tahun 1999 mengatakan bahwa "kesuksesan seorang manusia berdasarkan 90% softskill dan 10% hardskill".
Pendidikan Karakter di Indonesia
Pemerintah Indonesia sangat berkonsentrasi pada pendidikan karakter/ softskill masyarakatnya terutama pada pelajar hal ini tercermin dari beberapa kali pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) ataupun Surat Keputusan (SK) Menteri terkait. Salah satu Perpres yang diterbit adalah Perpres No. 87 thun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.Â
Dalam SK tersebut dibahas tentang ketentuan umum Penguatan Pendidikan karakter (PPK), PPK adalah bagian dari program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), Tujuan PPK, dasar penerapan PPK adalan nilai -- nilai pancasila, penyelenggaraan PPK, Pelaksana dan tanggung jawab PPK, hingga ketentuan pendanaan PPK.
Pada SK tersebut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah salah satu fokus pemerintah saat ini. Bahkan pemerintah membuat Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang berguna untuk menumbuhkan nilai integritas, etos kerja, gotong royong dan berlandaskan pancasila pada rakyat Indonesia.
Pemerintah juga menerbitkan SK Nomor 009/H/KR/2022 melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang mengatur tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum merdeka. Pelajar pancasila ini juga salah satu konsep pemerintah dalam membina karakter sejak usia dini. Pelajar sejak usia dini dituntut untuk meneladani 6 sikap yang menjadi fokus pemerintah.
Konsep Pelajar Pancasila sebagai solusi karakter pada era society 5.0 Â
Pada pelajar pancasila difokuskan kepada 6 sikap yang menjadi fokus perbaikan karakter. 6 sikap itu diantaranya adalah :
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia,
- Berkebhinekaan Global,
- Bergotong royong,
- Kreatif,
- Bernalar kritis,
- Mandiri.
Dengan penjelasan sebagai berikut :
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
- Pelajar Indonesia diharapkan untuk mengimani dan selalu taat kepada ajaran Tuhan YME karena hal tersebut adalah amalan pancasila sila pertama yang berbunyi " ketuhanan yang maha esa".pelajar Indonesia juga harus selalu berakhlaq mulia dalam tindak tanduk sehari hari. Pemerintah juga menjabarkan elemen elemen yang mendukung tercapainya poin Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia yaitu :
- Akhlak Beragama,
- Akhlak Pribadi,
- Akhlak kepada manusia,
- Akhlak kepada Alam,
- Akhlak bernegara.
- Berkebinekaan Global
Pelajar Indonesia diharapkan untuk selalu menjunjung tinggi kebudayaan suatu daerah dengan selalu berpikiran terbuka dengan budaya dari daerah lain. Sehingga terjadi kolaborasi dan saling menghargai antar budaya Indonesia.
- Terdapat beberapa elemen elemen yang mendukung tercapainya poin Berkebinekaan Global:
- Mengenal dan Menghargai Budaya,
- Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama,
- Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
- Gotong Royong
Pelajar Indonesia diharapkan kemampuan gotong royong, rasa peduli dan empati terhadap sesama sehingga kegiatan akan dilakukan secara cepat, mudah dan ringan. Gotong royong juga membuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia semakin kuat.
- Terdapat beberapa elemen elemen yang mendukung tercapainya poin Gotong Royong:
- Kolaborasi,
- Kepedulian,
- Berbagi.
- Mandiri
Pelajar indonesia diharapkan untuk dapat berdikari dalam kehidupan. memiliki sikap tangguh jika dibutuhkan dalam suatu kondisi.
- Terdapat beberapa elemen elemen yang mendukung tercapainya poin Mandiri:
- Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi,
- Regulasi diri.
- Bernalar Kritis
Pelajar Indonesia diharapkan mampu berpikir secara objektif dalam memutuskan dan memproses sesuatu. Memperoleh dan memproses informasi, mengamalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan termasuk elemen elemen yang harus dilakukan untuk memenuhi kesuksesan poin berpikir kritis
- Kreatif
Pelajar Indonesia diharapkan untuk mampu membuat dan mengubah sesuatu secara original, bermakna, bermanfaatdan berdampak. Terdapat beberapa elemen elemen yang dapat mengukur kesuksesan poin kreatif, diantaranya :
- Menghasilkan gagasan yang orisinal,
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.