Perkembangan sistem informasi di bidang pendidikan telah terjadi dalam jangka waktu yang panjang seiring dengan kemajuan teknologi, dan dikenal sebagai gabungan antara teknologi informasi dan manajemen pendidikan. Sistem informasi ini digunakan untuk mengelola data, membantu pengambilan keputusan, dan meningkatkan efisiensi proses administrasi dan pembelajaran.
Administrasi pendidikan masih dilakukan secara manual sebelum munculnya teknologi komputer. Data siswa, nilai, dan catatan keuangan disimpan secara fisik dalam buku besar. Hal ini menyebabkan kesalahan manusia yang tinggi dan waktu yang lama untuk mengelola data. Komputer mulai digunakan dalam dunia pendidikan pada tahun 60-an untuk mempermudah pengolahan data administrasi. Namun, karena harga perangkat keras yang tinggi dan kurangnya sumber daya manusia yang ahli dalam teknologi informasi, penggunaan komputer masih sangat terbatas.(Agora and Tineretului 2010)
Tuntutan perkembangan Sistem Informasi menjadikan informasi sebagai kebutuhan penting. Seiring dengan perkembangan tersebut, peran manajer pun berubah, karena kemajuan teknologi informasi memungkinkan aktivitas yang lebih akurat dan tepat waktu. Para manajer kini juga lebih mudah dalam menganalisis kinerja mereka berkat pemanfaatan teknologi informasi. Pada awalnya, Sistem Informasi Manajemen (SIM) mungkin belum menggunakan teknologi, namun tanpa disadari, SIM telah diterapkan meskipun belum dianggap sebagai sebuah disiplin ilmu. Seiring berjalannya waktu, SIM menjadi sangat bergantung pada teknologi dan mulai mendapat perhatian besar di dunia pendidikan dan bisnis.
Menurut Azzyumadri Azra (2012) yang merujuk pada pandangan Surakhmadi (1999), dunia pendidikan mengalami pergeseran paradigma yang cukup signifikan, antara lain:
- Pendidikan yang sebelumnya sarat dengan nilai-nilai budaya aristokrasi dan feodalisme, kini bergeser menuju sistem pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.Â
- Fokus pendidikan yang dahulu melayani kepentingan para penguasa kini berubah, lebih memprioritaskan kepentingan warga negara secara menyeluruh.Â
- Sistem pengelolaan pendidikan mengalami peralihan, dari yang sebelumnya bersifat sentralistik dan berorientasi kekuasaan menjadi model manajemen berbasis partisipasi masyarakat.Â
- Pergeseran dalam pendidikan karakter, dari pendekatan yang menekankan persatuan mutlak menuju penghargaan terhadap keberagaman dan perbedaan.Â
- Manajemen pendidikan kini mendorong kemandirian masyarakat, bukan lagi membuat masyarakat bergantung pada sistem. Pendidikan ditujukan untuk membangkitkan kesadaran hukum dan pentingnya aturan, bukan sekadar alat penundukan.Â
- Metodologi pendidikan yang dulunya berfokus pada pelestarian nilai-nilai lama yang sudah tidak relevan, kini diarahkan pada pendekatan yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Â
- Perspektif pendidikan juga mengalami pergeseran dari sekadar pemenuhan kewajiban formal ke arah pemahaman tentang hak asasi manusia serta peningkatan kesadaran kritis.Â
- Orientasi pendidikan pun berganti, dari sekadar menjaga stabilitas demi kepentingan politik menuju penciptaan sistem pendidikan yang adaptif terhadap perubahan, pertumbuhan, dan kemajuan.Â
- Sikap pendidikan berubah dari pola yang cenderung konformis dan represif menuju pendekatan yang lebih mendukung, mendorong kreativitas, serta menghargai inovasi peserta didik.Â
- Proses pelatihan yang sebelumnya tertutup kini berkembang menjadi lebih terbuka, kolaboratif, dan fleksibel.Â
- Kurikulum pendidikan juga mengalami transformasi, dari sistem yang kaku dan tradisional menjadi kurikulum yang dinamis, kontekstual, dan relevan dengan kebutuhan nyata di masyarakat.Â
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
- Pencatatan Manual dan Pengelolaan Data
- Perjalanan perkembangan sistem informasi mencerminkan kemajuan pesat teknologi serta meningkatnya kebutuhan manusia dalam pengelolaan informasi. Perkembangan ini bermula pada pertengahan abad ke-20 saat era komputerisasi dimulai, ditandai dengan pemanfaatan komputer mainframe untuk memproses data dalam jumlah besar. Memasuki tahun 1980-an, kehadiran komputer pribadi (PC) menjadikan teknologi informasi lebih mudah diakses oleh individu, memungkinkan pemanfaatan sistem informasi secara lebih luas. Kemajuan ini mengalami lonjakan signifikan pada dekade 1990-an dengan munculnya internet, yang menghadirkan jaringan global untuk pertukaran informasi secara cepat dan efisien. Internet pun menjadi fondasi penting dalam transformasi sistem informasi modern, serta mendorong integrasi teknologi di berbagai aspek kehidupan.
- Sebelum adanya teknologi komputer, informasi siswa dan administrasi pendidikan lainnya dicatat secara manual. Setiap siswa memiliki berkas yang berisi catatan nilai, absensi, dan perkembangan akademiknya. Pengelolaan data ini dilakukan oleh staf administrasi yang harus memeriksa dan mengolah data secara manual. Buku catatan, laporan nilai, dan daftar hadir adalah dokumen yang harus diarsipkan dalam lemari atau ruang khusus. Proses ini tidak hanya memakan waktu, tetapi juga rawan terhadap kesalahan manusia.
- Contohnya, saat mengolah nilai ujian atau tugas, petugas administrasi harus memeriksa setiap lembar ujian dan memasukkan data secara manual ke dalam buku besar. Hal ini bisa menyebabkan kesalahan perhitungan, penginputan data yang keliru, atau hilangnya dokumen-dokumen penting, yang akan berdampak pada kelancaran proses pendidikan dan pengambilan keputusan.(Sahban 2025)
- Terbatasnya Akses Informasi
- Di era ini, informasi yang berkaitan dengan kemajuan siswa hanya dapat diakses oleh orang-orang yang terlibat langsung, seperti guru, staf administrasi, dan orang tua siswa. Komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua, misalnya, terbatas pada pertemuan tatap muka atau surat-menyurat yang dikirimkan ke rumah. Siswa dan orang tua tidak dapat dengan mudah mengakses data atau informasi terkait perkembangan akademik, absensi, atau kegiatan lainnya.
- Penyampaian informasi mengenai kegiatan sekolah, pengumuman ujian, atau jadwal kegiatan juga dilakukan melalui papan pengumuman fisik yang ada di sekolah, yang mengharuskan orang tua dan siswa untuk datang langsung ke sekolah untuk memperoleh informasi tersebut. Dengan keterbatasan ini, sering kali informasi yang disampaikan tidak mencapai semua pihak dengan cepat dan tepat waktu.(Sahban 2025)
- Proses Pengambilan Keputusan yang Lambat
- Dalam sistem informasi tradisional, pengambilan keputusan yang berbasis data cenderung lebih lambat dan kurang akurat. Sebagai contoh, untuk mengetahui perkembangan akademik siswa secara menyeluruh, guru dan staf administrasi harus mengumpulkan laporan-laporan terpisah dan menganalisisnya secara manual. Proses ini tidak hanya memakan waktu yang lama, tetapi juga rawan terjadi kelalaian dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang didasarkan pada informasi yang tidak lengkap atau tidak terorganisir dengan baik dapat memengaruhi kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa.
- Misalnya, jika seorang siswa memiliki masalah dengan nilai di beberapa mata pelajaran, namun informasi tentang masalah tersebut tidak segera tersedia atau tidak terintegrasi dengan baik, maka guru dan orang tua tidak dapat segera merespons masalah tersebut untuk mencari solusi. Sistem informasi yang terfragmentasi ini juga membatasi kemampuan para pendidik untuk melakukan intervensi yang tepat waktu.
- Keterbatasan dalam Evaluasi dan Pemantauan Kinerja
- Evaluasi dan pemantauan kinerja siswa juga sangat terbatas pada sistem informasi tradisional. Data yang ada berupa catatan tertulis yang hanya dapat memberikan gambaran yang sangat terbatas tentang prestasi dan perkembangan siswa. Tanpa adanya analisis data yang terstruktur dan sistematis, sulit bagi para guru atau kepala sekolah untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kemajuan siswa dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, jika seorang siswa mengalami kesulitan di salah satu mata pelajaran, namun tidak ada sistem yang dapat mengidentifikasi pola masalah ini secara langsung, siswa tersebut mungkin tidak akan mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
- Selain itu, sistem tradisional tidak memungkinkan untuk melakukan evaluasi berbasis kinerja yang komprehensif. Sering kali, hanya nilai ujian atau laporan tugas yang menjadi acuan dalam menilai kemampuan siswa, tanpa memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan akademik mereka.
- Keterbatasan dalam Pengelolaan Sumber Daya
- Selain data siswa, sekolah juga harus mengelola berbagai sumber daya lainnya, seperti keuangan, inventaris barang, dan jadwal pengajaran. Dalam sistem informasi tradisional, pengelolaan sumber daya ini dilakukan secara manual menggunakan dokumen fisik yang dapat dengan mudah hilang atau rusak. Misalnya, pengelolaan keuangan sekolah yang melibatkan pencatatan pengeluaran dan pemasukan, serta pengelolaan gaji tenaga pengajar, memerlukan pencatatan yang sangat hati-hati dan tepat, karena kesalahan dalam pencatatan dapat berakibat fatal bagi kelangsungan operasional sekolah.
- Untuk mengelola jadwal pengajaran, sekolah memerlukan tabel atau buku besar untuk merencanakan dan menyesuaikan jadwal kelas, ujian, serta kegiatan ekstrakurikuler. Proses ini tidak hanya memakan banyak waktu, tetapi juga memungkinkan terjadinya konflik jadwal yang sulit dideteksi.
- Sistem informasi tradisional dalam pendidikan sangat bergantung pada tenaga manusia yang terampil dan teliti untuk memastikan bahwa semua data tercatat dengan baik dan akurat. Tenaga administrasi dan guru diharapkan untuk melakukan pekerjaan administratif ini secara manual, yang dapat mengurangi waktu mereka untuk fokus pada pengajaran dan interaksi langsung dengan siswa. Ketergantungan pada sumber daya manusia ini juga berarti bahwa kualitas sistem informasi sangat bergantung pada kemampuan individu dalam menjaga ketelitian dan konsistensi dalam pencatatan data.
- Namun, ketergantungan pada individu juga menambah potensi kesalahan. Setiap kesalahan yang dibuat dalam pencatatan atau pengelolaan data bisa berdampak besar pada pengambilan keputusan atau administrasi lainnya yang bergantung pada data yang telah dicatat.
- Penggunaan Komputer dalam Pendidikan (Era 1980-1990)
- Masuknya komputer dalam dunia pendidikan pada era 1980-an mulai memberikan perubahan besar terhadap cara institusi pendidikan mengelola informasi. Sekolah-sekolah mulai menggunakan perangkat lunak untuk mengelola administrasi akademik, seperti pengelolaan nilai dan absensi siswa. Pada waktu itu, meskipun perangkat keras dan perangkat lunak masih terbatas, perkembangan ini memberikan fondasi penting bagi sistem informasi yang lebih efisien.
- Di sisi lain, komputer digunakan juga untuk membantu proses belajar mengajar. Penggunaan software pendidikan mulai diperkenalkan, seperti aplikasi pembelajaran matematika dan bahasa, serta program simulasi yang membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang lebih kompleks.
- Komputer untuk Pengelolaan Administrasi
- Pada awal 1980-an, institusi pendidikan mulai memperkenalkan penggunaan komputer untuk menggantikan metode pencatatan manual yang digunakan sebelumnya. Komputer pertama kali digunakan untuk mengelola data administratif sekolah, seperti absensi siswa, nilai ujian, serta laporan keuangan. Pada masa ini, perangkat lunak yang digunakan untuk tujuan tersebut masih cukup sederhana, dan sering kali hanya berfungsi untuk menyimpan dan memproses data dalam bentuk spreadsheet.
- Penggunaan komputer memungkinkan pengelolaan data yang lebih efisien dibandingkan dengan metode tradisional yang bergantung pada pencatatan manual. Sebagai contoh, laporan nilai dan absensi yang sebelumnya membutuhkan waktu berhari-hari untuk diproses, kini dapat diselesaikan dalam hitungan jam. Meskipun komputer di masa ini belum terhubung dengan jaringan yang luas, manfaat pertama yang dirasakan adalah pengurangan kesalahan manusia dan peningkatan akurasi dalam pencatatan data.
- Selain itu, pada era ini, banyak sekolah mulai beralih ke sistem database sederhana untuk menyimpan informasi siswa dan kegiatan akademik mereka. Dengan menggunakan software seperti "VisiCalc" (spreadsheet pertama yang digunakan di banyak institusi pendidikan) atau "dBase", data yang sebelumnya tersebar di banyak dokumen kini bisa dikonsolidasikan dalam satu sistem, membuat pengelolaan menjadi lebih mudah dan lebih terstruktur.
- Penggunaan Software Pendidikan
- Sementara itu, dalam bidang pengajaran, komputer mulai digunakan untuk membantu proses belajar-mengajar melalui perangkat lunak pendidikan yang dirancang khusus. Software-software ini umumnya berupa aplikasi yang mendukung pembelajaran subjek-subjek tertentu, seperti matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan alam. Sebagai contoh, beberapa aplikasi di era 1980-an yang populer adalah Logo (sebuah program untuk mengenalkan konsep pemrograman kepada anak-anak) dan The Oregon Trail (permainan edukatif yang mengajarkan sejarah dan keterampilan pemecahan masalah).
- Penggunaan perangkat lunak edukatif ini memberi siswa kesempatan untuk berinteraksi dengan materi pelajaran dalam cara yang lebih menarik dan dinamis dibandingkan metode tradisional yang bergantung pada buku teks dan papan tulis. Pembelajaran yang dulunya bersifat pasif (mendengarkan ceramah guru) kini bisa dipadukan dengan pengalaman interaktif menggunakan komputer, sehingga meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
- Selain itu, pada periode ini, muncul pula komputer edukasi yang berfokus pada pengajaran keterampilan dasar seperti mengetik, pengenalan angka dan huruf, serta latihan-latihan matematis yang dirancang untuk mempercepat proses belajar. Pembelajaran berbasis komputer memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri di luar waktu sekolah dan pada tingkat kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
- Kemajuan dalam Penggunaan Teknologi Multimedia
- Seiring dengan perkembangan perangkat keras, teknologi multimedia mulai diterapkan dalam pendidikan pada akhir 1980-an. Komputer kini bukan hanya alat untuk mengetik dan menghitung, tetapi juga untuk menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk visual dan audio. Perangkat lunak berbasis multimedia mulai diperkenalkan di ruang kelas untuk membantu memvisualisasikan konsepkonsep yang sulit dimengerti hanya dengan teks atau gambar statis.
- Misalnya, di bidang sains, simulasi komputer mulai digunakan untuk menggambarkan konsep-konsep ilmiah seperti struktur atom, siklus hidup planet, atau peristiwa fisika yang sulit dilakukan di dunia nyata. Penggunaan teknologi multimedia ini tidak hanya memberikan pengalaman visual yang menarik, tetapi juga membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak melalui representasi yang lebih mudah dipahami.
- Perkembangan Jaringan Komputer dan Akses ke Sumber Daya
- Pada akhir 1980-an, meskipun internet belum berkembang seperti sekarang, beberapa sekolah mulai mengenalkan penggunaan jaringan komputer lokal (Local Area Network / LAN) di dalam kampus. LAN memungkinkan komputer di sekolah terhubung satu sama lain, yang memudahkan pembagian file dan data antar siswa dan guru. Jaringan ini juga memberi peluang untuk berbagi sumber daya seperti printer atau akses ke perangkat lunak tertentu yang hanya terpasang di beberapa komputer saja.
- Meskipun jaringan internet yang luas belum ada, pada periode ini beberapa sekolah dan universitas mulai mengakses "gopher", yang merupakan sebuah sistem berbasis teks untuk mencari informasi melalui jaringan komputer. Beberapa universitas besar mulai melakukan ujicoba akses ke arsip-arsip data pendidikan yang ada di luar kampus, meskipun akses internet pada waktu itu terbatas dan belum sepenuhnya merata.
- Pengenalan Komputer ke dalam Kurikulum
- Pada era 1980-an, selain untuk tujuan administratif, komputer juga mulai diperkenalkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan. Banyak sekolah mulai mengajarkan keterampilan dasar komputer kepada siswa, dengan fokus pada pengoperasian perangkat lunak dasar seperti pengolah kata (word processor) dan spreadsheet. Pada saat itu, keterampilan komputer dianggap sebagai kompetensi penting yang harus dimiliki oleh generasi mendatang, mengingat peran teknologi yang semakin besar dalam kehidupan sehari-hari.
- Beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, sudah mulai mengembangkan kurikulum teknologi informasi di sekolah-sekolah dasar dan menengah, dengan tujuan mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia yang semakin didominasi oleh komputer. Pengenalan komputer ke dalam kurikulum ini bukan hanya untuk mengajarkan siswa cara menggunakan perangkat, tetapi juga untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar pemrograman dan logika komputasi yang menjadi fondasi bagi teknologi masa depan.
- Meskipun penggunaan komputer dalam pendidikan membawa banyak manfaat, pada periode 1980-an terdapat banyak tantangan dalam implementasinya. Salah satu kendala utama adalah harga komputer yang relatif mahal pada waktu itu, yang membuatnya tidak terjangkau oleh banyak sekolah, terutama di negara berkembang. Hal ini menciptakan ketimpangan dalam akses terhadap teknologi, di mana sekolah-sekolah di kawasan perkotaan lebih mudah mendapatkan perangkat komputer dibandingkan dengan sekolah-sekolah di daerah pedesaan.
- Selain itu, keterbatasan dalam pelatihan dan sumber daya manusia juga menjadi masalah. Banyak guru yang tidak terlatih untuk menggunakan komputer dalam pengajaran, dan bahkan ketika mereka mendapatkan pelatihan, waktu yang terbatas dan kesulitan dalam mengoperasikan perangkat lunak menjadi penghalang dalam mengoptimalkan teknologi ini di ruang kelas.
- Perkembangan teknologi informasi di abad ke-21 telah memberikan pengaruh signifikan terhadap sistem informasi. Munculnya cloud computing memungkinkan proses penyimpanan dan pengelolaan data secara lebih efektif melalui jaringan internet. Di sisi lain, pemanfaatan big data memberikan kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data dalam jumlah besar guna mengidentifikasi pola serta tren yang kompleks. Teknologi seperti Internet of Things (IoT) juga memainkan peran penting dengan menghubungkan perangkat fisik ke dalam jaringan digital, sehingga menciptakan sistem yang saling terhubung. Sementara itu, blockchain menghadirkan sistem pengelolaan data yang transparan dan aman, terutama dalam bidang keuangan dan logistik. Tak kalah penting, kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara kerja sistem informasi melalui otomatisasi cerdas yang mampu mengolah data secara mandiri serta menghasilkan rekomendasi berbasis analisisBerbagai tren ini menunjukkan bahwa sistem informasi terus bertransformasi untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Di berbagai sektor seperti bisnis, kesehatan, pendidikan, hingga pemerintahan, teknologi AI dan IoT tidak hanya mempercepat proses kerja, tetapi juga melahirkan terobosan-terobosan baru yang sebelumnya sulit dibayangkan. Oleh karena itu, evolusi sistem informasi kini tidak hanya terbatas pada kemajuan perangkat keras dan lunak, tetapi juga pada bagaimana manusia memanfaatkan teknologi secara strategis untuk membentuk masa depan yang lebih baik.(Sahban 2025)Dengan kemajuan teknologi, sistem informasi pendidikan telah berkembang. Pada awalnya, pengelolaan data dilakukan secara manual, yang memakan waktu lama dan rawan kesalahan. Komputer menjadi populer pada tahun 1960--1980-an membawa perubahan besar dalam administrasi dan pembelajaran. Diikuti oleh penggunaan jaringan, perangkat lunak pembelajaran, dan teknologi multimedia.Dengan munculnya cloud computing, big data, Internet of Things, blockchain, dan AI di abad ke-21, sistem informasi semakin penting untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kualitas pendidikan. Selain itu, transformasi ini menandai paradigma yang berubah menuju sistem pendidikan yang lebih demokratis, terlibat, dan sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat modern.
- ReferensiAgora, Cercetare Dezvoltare, and Piata Tineretului. 2010. "International Journal of Computers, Communications & Control." 1:2010--12.
Sahban, Hernita. 2025. "Book Chapter Sistem Informasi Manajemen." (June).
 Azra, Azyumadri. (2012). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Millenium III. Jakarta: Kencana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI