Awalnya, Saya tidak pernah berfikir untuk mencoba berwirausaha, tetapi ketika saya mempunyai mata kuliah Kewirausahaan di semester 2 ini, saya memiliki tugas untuk membuat bussiness plan dengan menggunakan ide usaha yang orisinil dan bisa di uji pasar luas. Dalam tugas ini diminta berkelompok yang berisi 2 orang dan saya memilih Muhammad Fathin untuk menjadi teman sekelompok.
Kami berdua sempat bingung untuk mecari ide usaha yang orisinil dan pada akhirnya kami menemukan banyaknya produk minuman kemasan dengan kandungan gula yang tinggi serta dikonsumsi oleh masyarakat secara luas yang beresiko menyebabkan penyakit gula (diabetes) dan kami berdua mulai berdiskusi untuk menciptakan produk minuman yang dapat mengurangi penyakit gula dan tercetuslah sebuah usaha yang kami akan jalankan berupa bisnis minuman susu buah segar yang fokus pada penyediaan minuman sehat berbahan dasar susu full cream yang dipadukan dengan buah-buahan segar yang bernama "SOOFRUIT".
Pada awalnya kami diremehkan oleh beberapa teman terdekat karena menurut mereka kami belum punya pengalaman untuk berwirausaha sama sekali. Proses ini benar-benar penuh tantangan, kami mengumpulkan modal usaha ini dengan menyisihkan uang jajan kuliah dan mulai berbelanja kebutuhan produksi dan kemasan di toko online dan untuk buah kami berbelanja di pasar terdekat. Untuk tempat usaha, kami memulainya sangat sederhana dengan memanfaatkan rumah saya sebagai tempat produksi. Produk kami sangat cocok dipasarkan kepada konsumen yang peduli terhadap kesehatan, khususnya mereka yang menghindari konsumsi gula berlebih. Di tengah meningkatnya angka penderita diabetes dan semakin meluasnya konsumsi minuman kemasan tinggi gula, produk kami hadir sebagai alternatif yang lebih aman dan alami. Setiap harinya, proses produksi akan dilakukan secara fresh-to-order, artinya hanya memproduksi sesuai pesanan atau stok terbatas harian untuk menjaga kesegaran dan kualitas.
Tantangan selanjutnya cukup berat, waktu kami harus terbagi antara kuliah dan mengurus usaha. Selain itu mental juga sempat jatuh saat banyak calon pelanggan menolak produk kami atau tidak merespon promosi kami sama sekali.Â
Dari tantangan usaha ini yang dialami, kami sadar memulai usaha itu tidak pernah mudah. Dari ide saja sudah perlu diuji, modal harus diakali sehemat mungkin, tempat seadanya harus dimanfaatkan. Penolakan, rasa diremehkan adalah bagian dari proses, tapi di situlah letak pelajaran berharga. Kami belajar bertahan, beradaptasi, dan berkembang meskipun skalanya masih kecil. Ketika kami mendapatkan pembeli pertama yang percaya dan mau mencoba produk kami, rasanya luar biasa seolah jadi penyemangat baru untuk termotivasi.
Setelah mata kuliah ini selesai, saya berencana tetap menjalankan usaha ini meskipun saya sadar tantangan akan bertambah karena perkuliahan juga semakin padat. Namun, apabila di tengah jalan ternyata saya benar-benar tidak sempat mengelola bisnis ini secara penuh, saya terbuka memberi kesempatan kepada teman-teman disekitar saya, untuk meneruskan ide dan konsep usaha ini. Saya percaya usaha ini memiliki potensi, dan sayang sekali bila harus berhenti hanya karena keterbatasan waktu dari saya pribadi.
Dari proses usaha ini saya belajar bahwa memulai lebih penting daripada menunggu sempurna, kita tidak akan pernah merasa benar-benar siap kalau terus menunggu modal dan situasi yang ideal. Justru dengan memulai, kita akan beradaptasi di lapangan sehingga kemampuan kita akan tumbuh berproses. Dan saya juga ingin menyampaikan sesuatu kepada mahasiswa lainnya bahwa keraguan itu adalah hal yang wajar, tetapi jangan biarkan keraguan itu membuat kita tidak bergerak sama sekali. Karakter enterpeneur yang sangat berkesan bagi saya ialah keberanian mengambil risiko,karena wirausaha tidak mungkin berjalan tanpa keberanian mencoba.
Pada akhirnya, saya yakin bahwa sekecil apa pun langkah pertama yang kita ambil, tetap jauh lebih berharga daripada tidak melangkah sama sekali.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI