Binjai, Rabu (10/9/2025) -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sumatera Utara bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Binjai menggelar Pelatihan Public Speaking bagi penyuluh agama Islam yang diikuti sebanyak 28 peserta di Warung Anak Desa jalan Gatot Subroto Binjai.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum para penyuluh agama secara terstruktur, sehingga mereka tidak hanya mampu menyampaikan pesan keagamaan dengan lebih efektif dan berdampak bagi masyarakat, tetapi juga dapat menjalankan perannya secara lebih luas sebagai agen perubahan sosial, mediator harmoni umat, penggerak moderasi beragama, motivator di tengah masyarakat, serta pendamping spiritual yang membina akhlak, membangun kesadaran moral, dan mendorong perilaku keagamaan yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
Acara dibuka secara resmi oleh Kemenag Kota Binjai yang diwakili oleh Kepala KUA Binjai Utara, Muhamad Amin, S.Ag. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada UIN Sumatera Utara atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan ini."Pelatihan public speaking sangat penting bagi penyuluh agama. Setiap hari kita berhadapan dengan masyarakat dari berbagai latar belakang, sehingga kemampuan komunikasi yang efektif harus terus diasah. Dengan komunikasi yang baik, penyuluh dapat mengubah perilaku masyarakat ke arah yang sesuai dengan ajaran Islam," ujarnya secara formal.
Berbeda dari pelatihan biasa, kegiatan ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga mengajak peserta terlibat aktif melalui praktik langsung. Narasumber utama, Bapak Qodrisyah Siregar, menekankan pentingnya penyuluh agama memiliki identitas diri yang positif agar timbul rasa percaya diri dalam menjalankan tugas dakwah."Penyuluh agama harus sadar bahwa tugas yang diemban adalah amanah besar untuk umat. Jika mereka percaya diri dan memahami perannya, maka pesan dakwah akan lebih kuat dan menyentuh," tegasnya.
Selain itu, narasumber juga membahas struktur komunikasi efektif, teknik opening dan closing yang menarik, penyusunan presentasi yang sistematis dan mudah dipahami audiens, serta pemilihan kata yang komunikatif. Suasana pelatihan berlangsung dinamis dan aplikatif. Kegiatan diawali dengan ice breaking, dilanjutkan pemaparan materi dengan contoh nyata di lapangan. Peserta diberi ruang untuk berdiskusi, mengajukan pertanyaan, dan menyampaikan pandangan.
Pada sesi praktik, peserta melakukan simulasi public speaking secara bergiliran, kemudian menerima umpan balik langsung dari narasumber mengenai intonasi, kontak mata, bahasa tubuh, struktur pesan, dan gaya penyampaian. Beberapa peserta diminta merancang teknik opening dan closing ceramah, lalu mempresentasikannya di depan peserta lain. Suasana pelatihan terasa hidup, penuh tawa, namun tetap fokus, karena peserta saling mendukung dan memberikan komentar positif.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program BOPTN Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara Medan Salianto, M.Psi, serta dibantu mahasiswa Angga Dwi Prasetyo dan Munanda Andin.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, diharapkan penyuluh agama Islam Kota Binjai semakin profesional dalam menyampaikan pesan keagamaan dan mampu menjadi agen perubahan positif di tengah masyarakat. Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan menjadi awal terbentuknya kolaborasi berkelanjutan antara penyuluh, perguruan tinggi, dan lembaga pemerintah dalam peningkatan kompetensi dakwah. Ke depan, pelatihan serupa diharapkan dapat dilaksanakan secara rutin dengan materi yang lebih variatif, seperti komunikasi digital, literasi media, pendekatan psikologis dalam penyuluhan, serta strategi penyampaian pesan sesuai segmen masyarakat. Dengan demikian, penyuluh agama tidak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga fasilitator, konselor, dan motor penggerak moderasi beragama di tengah masyarakat.