Mohon tunggu...
Muhammad Faris Hermawan
Muhammad Faris Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa umj

mahasiswa fisip umj

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Pekerja Sosial dalam Menangani Penyintas Covid-19

24 Januari 2022   20:10 Diperbarui: 24 Januari 2022   20:14 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat Mendengar COVID-19 rasanya tidak asing lagi untuk semua orang. Maret 2020 menjadi sejarah awal masuknya virus corona ke Indonesia. COVID-19 begitu banyak banyak memberikan pelajaran untuk kita semua. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika kita akan mengalami peristiwa hidup semacam ini, rasanya kehidupan berubah 180. 

Bagaimana tidak, kehidupan normal yang berjalan biasanya tiba-tiba berhenti, bak meteor yang menghantam bumi. Kepanikan melanda manusia bukan hanya anak-anak, orang dewasa dan lansia pun rasa-rasanya merasakan kepanikan adanya virus yang membahayakan tersebut, mengancam nyawa manusia.

Saat pertama yang terdeteksi terjangkit virus itu hanya 2 orang, lalu penyebaran begitu cepat dan begitu banyak memakan korban jiwa. COVID-19 menyerang pernapasan manusia, yang sebelumnya sudah ada riwayat penyakit paru-paru dikabarkan lebih besar peluang terjangkitnya.

Berita sangat gencar tentang kabar terbaru mengenai virus corona, baik di televisi maupun media sosial. Peran tenaga kedokteran menjadi sangat penting disbanding kepentingan apapun, karena mereka merupakan garda terdepan. 

Pemerintah pun sangat gerak cepat melakukan berbagai cara untuk mengurangi penuluran virus corona ini. Stake holder terkait pun menjalani perannya dalam membantu Pemerintah, tak lepas juga Pekerja Sosial.

Memiliki tugas yang cukup berat untuk menangani kepanikan maupun psikologis seseorang. Seperti kita ketahui COVID-19 bukan hanya menyerang fisik kita akan tetapi mental kita pun terkena dampaknya dari adanya virus tersebut, tidak bisa kita anggap sepele soal kesehatan mental, banyak masyarakat yang takut, panik bahkan stres melihat berita-berita di Televisi, yang terus menayangkan merebaknya korban-korban dari virus Covid-19. 

Penanganan COVID-19 ini sebenarnya dapat dilakukan dengan cara "self healing" atau penanganan dari dalam diri kita sendiri. Jadi segala cara akan dilakukan guna mengantisipasi individu atupun masyarakat agar tidak gampang jatuh mentalnya. Karena mental yang lemah akan mempengaruhi system imun di dalam diri kita.  

Jadi ini menjadi peran Pekerja Sosial, Memberikan pelayanannya ataupun edukasi kepada masyarakat agar selalu berusaha berfikir positif dan jangan gampang terkena berita hoax yang juga banyak bertebaran. Pekerja Sosial tidak sembrangan dalam berinteraksi langsung kepada kliennya.

 Akan tetapi bimbingan  psikososial tidak hanya secara langsung, bisa juga secara online melihat setelah datangnya virus corona, semua kegiatan beralih menjadi online. Tentu hal ini merupakan suatu inovasi yang menjadikan beberapa hal lebih efesien.

Dalam melakukan pekerjaanya, Pekerja Sosial harus mengikuti standar etika. Baik etika dalam komunikasi ke pasien maupun etika dalam bekerja harus secara professional, tidak boleh melanggar etika yang telah ada. Karena seperti yang kita ketahui pekerja sosial adalah yang menggunakan disiplin normatif. 

Dalam menerima dan melayani klien seorang pekerja sosial tidak boleh memilih-milih calon klien, karena di dalam etika pekerja sosial tidak ada perbedeaan latar belakang, warna kulit ataupun agama. 

Semua manusia yang membutuhkan pertolongan dari pekerja sosial ya harus menerima dan membatu orang yang minta pertolongan itu, sikap profesionalisme dan rasa menghormati yang tinggi itu yang  harus dikedepankan oleh pekerja sosial. 

Pasien penyintas COVID-19 membutuhkan system imun yang kuat untuk kembali dalam keadaan yang sehat. Selain memberikan langsung penyuluhan kepada pasien yang bersangkutan, perlu rasanya untuk mensyiarkan tentang apa saja yang membuat imun itu baik.

Mungkin bisa dengan sosialisasikan olahraga, atau hiburan yang sekiranya semua suka. Karena dengan itu menjadi salah satu alasan system imun tubuh akan naik. 

Etika standar pekerja sosial yaitu harus menggunakan alat pelindung diri untuk dirinya karena yang kita tahu bahwa penyakit ini menyebar melalui udara ataupun dari jabat tangan. 

Maka dari itu etikak standar yang perlu salah satunya dengan memekai masker, mengunakan hand sanitizer atau juga memakai pakaian yang seperti para dokter dirumah sakit guna melindungi dirinya dari virus, karena sebelum membantu orang lain tak elok rasanya jika tidak menjaga dirinya sendiri. 

Selain itu etika dasar ketika memabtu peyintas COVID-19 yaitu tidak dengan melewati batas wajar apabila pasien itu misalnya wanita dan pekerja sosialnya laki-laki, dan ada hubungan diluar layaknya pekerja sosial dan klien. seorang pekerja sosial tidak boleh mencari kesempatan dalam bekerja. Harus tetap mempertahankan sikap profesionalitas di atas kepentingan apapun. 

Sekali saja itu terjadi maka klien pun hilang respect bahkan bisa membuat stigma yang buruk di mata masyrakat tentang seorang pekerja sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun