Mohon tunggu...
Muhammad WildanTaufiq
Muhammad WildanTaufiq Mohon Tunggu... Buruh - Perencana

Semoga baik untuk kita semua.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam yang Sunyi

22 November 2020   12:58 Diperbarui: 22 November 2020   13:06 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah menyalakan gulungan tembakau berbalut kertas putih di tangannya,lalu ia menyalakan gundukan jerami di depannya. Lantas,ia mendekatkan kedua telapak tangannya kedekat api itu. 

Berbarengan dengan kepulan asap yang menghembus dari mulut nya,hatinya bergerutu" dimana kau,nak ? Bapakmu sedang mencarimu"  . Setelah merasa kehangatan tubuhnya kembali,ia langsung bergegas lagi. Melanjutkan perjalanan mencari Cipta,karena rasa kekhawatiran yang cukup mendalam membuat terpaksa terus menembus kedinginan malam. 

Namun tetap tak membuat langkahnya gontai,ia terus berjalan cepat menyusuri malam berbarengan dengan suara kodok yang saling bersahutan dengan jangkrik. Ia tak mempedulikan semua itu,ia hanya memikirkan pulang membawa anaknya. Agar istrinya tak sampai khawatir lagi, apalagi sampai kecewa. Terlebih dirinya adalah sebagai kepala keluarga tanggung jawab sepenuhnya ada di pundaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun