"haduuh... Ko gini banget gw yah"
Mungkin begitu keluhan anak yang tiap hari di jahili teman sekelas atau kakak kelasnya. Sang anak dalam hal ini bisa dikategorikan korban bullying loh...
Sebelum jauh membahas tentang bullying izinkan saya memperjelas terlebih dahulu apa itu bullying.
Menurut Olweus (2005), bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai sebuah penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
Dari sini walau bersumber pada satu orang, saya pikir sudah cukup mewakili penjelasan kebanyakan tentang bullying. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa bullying adalah tindakan sekelompok atau seseorang dengan maksud dan tujuan tidak baik plus sangat tidak diperbolehkan, sebab efeknya luar biasa hebat.
Sebenarnya ada banyak jenis bullying, tapi mohon maaf lantaran khawatir terlalu banyak tulisan yang dibaca, kemudian timbul rasa bosan dan jenuh, maka itu saya ambil 1 jenis bullying yang kebanyakan dilakukan pada anak-anak usia sekolah.
Bullying secara verbal
Bullying ini sangat berpotensi pada jenis bullying yang lainnya, dan ini awal dari sebuah bullying yang kerap dilakukan anak-anak. Bullying verbal bersifat mencaci, memaki, mengolok-olok bahkan menjelek-jelekan, berkata sarkas dan mengintimidasi guna sakiti korbannya. Adapun contoh ucapan bullying ini:
"dasar lo yah, anak (nama binatang) sok pinter, belagu"
Mungkin begitu atau bisa lebih sarkas lagi.
Apakah ini berdampak bagi korbannya?
Jelas sangat berdampak bagi kejiwaan dan karakter. Bisa saja korban pembullyingan depresi lantaran di hina, kedepannya terjadi kesulitan dalam bersosial lantaran rasa takut dan ketidakpercayaan kepada orang lain akibat bullying.
Lalu apa saja yang harus disiapkan agar si anak terhindar dari bullying. Saya, Muhamad Yasin, M.Pd, Pengajar yang juga senang lontang-lantung bersama kisah sosial dan senang membagi pengetahuan kasih bocoran langkah-langkahnya;
1. Mempererat hubungan orang tua dengan anak.
Sebenarnya hal ini sangat umum dan wajib dilakukan bagi orang tua terhadap anaknya, tapi rupa-rupanya tidak sedikit pula orang tua yang cuek ke anak. Ini yang pada akhirnya membuat si anak kehilangan kekuatan dan tempat membagi kisah.
Tak heran dalam perjalanan di sekolah, anak ini akan terbiasa melakukan hal sendirian, atau bisa dikatakan pula penyuka sepi. Imbas dari kebiasaanya ini akan membawanya pada keadaan pembullyingan, dimana si anak menjadi korban.